Sambut Baik Kesepakatan Suriah, Obama Tetap Siapkan Opsi Militer

Presiden AS Barack Obama berpidato soal Suriah
Sumber :
  • REUTERS/Evan Vucci/POOL
VIVAnews
Ada Bus Klasik yang Legendaris di Pameran Ini
- Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, pada Sabtu kemarin, menyambut baik kesepakatan soal teknis pelucutan senjata kimia Suriah.

PP Muhammadiyah Surati Jokowi Jelang Pembentukan Pansel KPK

Menurut Presiden ke-45 AS itu, penghancuran persediaan senjata kimia merupakan langkah nyata dan penting demi mencapai tujuan utama mencegah penggunaannya.
Selama Hiatus, Ariel Usahakan Tidak Bertemu Personel NOAH


Namun, Obama memperingatkan tetap akan bertindak apabila upaya diplomatik kali ini juga menemui jalan buntu. Laman Washington Post
, Sabtu 14 September 2013 melansir pernyataan Obama tersebut, usai dia tiba di Pangkalan Militer Tentara Angkatan Udara di Maryland.


"Saya menyambut baik kemajuan yang dibuat antara AS dan Rusia melalui pembicaraan di Jenewa. Hasil pembicaraan itu mewakili langkah nyata dan penting dalam mencapai tujuan untuk memindahkan senjata kimia Suriah di bawah pengawasan badan internasional, sehingga nantinya dapat dihancurkan," ujar Obama.


Tenggat waktu yang telah ditetapkan Menteri Luar Negeri AS, John Kerry dan Menlu Rusia, Sergei Lavrov, dianggap Obama sebagai sebuah kesempatan untuk dapat mengurangi senjata kimia milik Suriah secara transparan, cepat dan dapat diverifikasi kebenarannya.


"Kesepakatan ini dapat mengakhiri ancaman senjata kimia yang menghantui tidak saja warga Suriah tetapi juga kawasan di sekitarnya serta dunia," ujar Obama.


Senada dengan pernyataan yang disampaikan Kerry dalam jumpa wartawan di Jenewa, Swiss pada Sabtu kemarin, kini masyarakat internasional berharap Suriah akan menunjukkan komitmen mereka menyerahkan persediaan senjata kimia.


Sambil menunggu kesepakatan ini direalisasikan, Obama mengaku akan terus bekerja sama dengan Rusia, Inggris, Prancis, PBB dan pihak lainnya untuk memastikan semua proses berjalan sesuai rencana.


"Tentu akan ada konsekuensi apabila rezim Presiden Bashara Al-Assad tidak mematuhi kesepakatan yang dicapai hari ini," kata Obama.


Pihak Gedung Putih mengatakan, Obama diinformasikan mengenai kesepakatan ini oleh penasihat keamanannya, Susan Rice dan dihubungi langsung oleh Kerry dan Duta Besar AS untuk PBB, Samantha Power. 


Namun di mata Senator John McCain dan Lindsey Graham, kesepakatan yang dicapai di Jenewa, tidak lebih dari diplomasi buntu.


Menurut mereka, kesepakatan itu tidak berarti apa pun tanpa diiringi dengan ancaman militer.


"Kami melihat dibutuhkan kepercayaan yang besar untuk melihat bahwa kesepakatan ini tidak lebih dari diplomasi buntu," kata mereka.


Pemimpin Partai Demokrat di DPR, Nancy Pelosi menepis anggapan McCain dan Graham. Menurut dia, kesepakatan yang telah dicapai di Jenewa, tetap membuka kemungkinan adanya serangan militer, karena ada poin yang mengacu kepada Piagam PBB bab ke-7.


Di sana tertulis soal kemungkinan adanya serangan militer. "Respon yang tegas dan satu suara yang dicapai hari ini untuk mengakhiri penggunaan senjata kimia yang mematikan, hanya mungkin terealisasi dengan ancaman yang jelas dan kredibel yakni penggunaan kekuatan AS," kata Pelosi.


Pernyataan Pelosi ini diperkuat dengan kalimat Juru Bicara Pentagon, George Little, yang mengatakan tentara militer AS masih tetap disiagakan apabila serangan terbuka ke sana dimungkinkan.


"Kami belum mengubah posisi tentara militer kami hingga saat ini," ucap Little pada Sabtu kemarin. (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya