- REUTERS/Indian Defence Research and Development Organisation/Handout
VIVAnews - India kembali berhasil membuktikan diri sebagai negara yang unggul di bidang pendidikan dan penelitian. Hari Minggu kemarin, Organisasi Penelitian dan Pengembangaan India, berhasil melakukan uji coba peluncuran roket jarak jauh baru mereka, Agni V.
Diberitakan Channel News Asia, Minggu, 15 September 2013, Agni V mengudara tepat pada pukul 8:50 pagi waktu setempat, diluncurkan dari landasan di sebuah pulau timur negara bagian Orissa. "Roket itu memenuhi semua tujuan misi dengan akurasi absolut," ungkap Direktur Uji Coba Roket di Chandipur, M.V.K.V. Prasad.
Menurut para pengamat, roket Agni V memiliki kemampuan meluncur hingga 5.000 kilometer. Artinya roket itu dapat menyerang target mana pun hingga di daratan China, termasuk instalasi militer Negeri Tirai Bambu yang terletak di timur laut negara itu.
Ini merupakan kali kedua roket serupa diluncurkan. Sebelumnya, Agni V juga pernah mengudara pada bulan April tahun 2012. Menurut organisasi tersebut, roket yang diluncurkan kali ini lebih baik dibandingkan sebelumnya. "Uji coba kedua roket Agni V yang sukses ini telah menunjukkan sistem yang lebih maju dan mapan," ungkap organisasi itu dalam sebuah pernyataan.
Keberhasilan organisasi itu turut mendapat sambutan baik dari Pemerintah India. Menteri Pertahanan, A.K. Anthony, mengatakan, para ilmuwan ini sudah membuat India bangga.
Bahkan mereka mengklaim kekuatan militer yang mereka miliki sudah tak berbeda jauh dengan China. Usai berhasil meluncurkan roket jarak jauh, India kini siap memproduksi roket berikutnya.
Agni diambil dari Bahasa Sansekerta yang berarti api. Nama ini digunakan untuk beberapa roket India dan merupakan bagian dari pengembangan roket yang dilakukan sejak tahun 1983 silam. Menurut para analis, peluncuran roket jarak jauh ini adalah bagian dari persaingan militer antara India dan China.
Hubungan kedua negara tidak akur dan mewarisi konflik akibat pertempuran berdarah yang singkat tahun 1962 silam. Peperangan itu dipicu karena masalah sengketa perbatasan.