Pengaruh Dolar AS Memudar, London Siap Jadi Pusat Transaksi Yuan

Uang kertas yuan yen dan dolar
Sumber :
  • REUTERS/Truth Leem/Files
VIVAnews
Banjir Bandang Terjang Pemandian Teroh-teroh Langkat, 1 Tewas dan 6 Luka-luka
- China siap memberi hak kepada para investor yang berbasis di London untuk membeli saham, obligasi, dan instrumen pasar keuangan hingga 80 miliar yuan (8,2 miliar pound sterling). Dengan demikian London bisa menjadi pusat transaksi yuan (renminbi) terbesar di luar China daratan setelah Hong Kong.

Menlu Retno Disarankan Segera Kontak Iran Agar Tidak Serang Balik Israel

Demikian hasil kesepakatan antara otoritas keuangan Inggris dan China Selasa kemarin, seperti diungkap kantor berita
Cara Hapus Jejak Digital, Cocok buat yang Suka Buka Situs Berbahaya
Reuters . Kesekapatan itu diatur dalam skema Renminbi Qualified Foreign Institutional Investor Plan
(RQFII).


London dan Beijing juga mengizinkan untuk diperjual-belikan secara langsung dengan pound sterling, tanpa harus melalui dolar AS, sehingga bisa mengurangi biaya transaksi. 


Ini merupakan kali pertama RQFII meluaskan jaringan di luar Hong Kong. Melalui skema itu, para investor diberi fasilitas untuk berinvestasi dalam kurs yuan dan berhak mendapat insentif untuk menyimpan mata uang China itu sebagai aset.


Itu merupakan salah satu upaya China, yang selama bertahun-tahun ingin menjadikan yuan (renminbi) sebagai mata uang yang dipergunakan secara luas di seluruh dunia. Makin bertambah pula negara yang bersepakat dengan China untuk menggunakan yuan sebagai alat transaksi dagang melalui skema
currency swap
.


Sebagai imbal-balik dari kesepakatan RQFII, pemerintah Inggris bersedia memulai perundingan untuk mengizinkan bank-bank China membuka cabang komersil di Negeri Ratu Elizabeth itu. Kesepakatan ini demi menyingkirkan hambatan bagi bank-bank China dalam berbisnis di Inggris.


Kalangan pengamat dari ANZ menilai, kesepakatan China dan Inggris itu menandakan bahwa yuan kini kian menancapkan pengaruh di pasar Eropa. "Dengan meningkatnya kehadiran bank-bank China di London, pemberian lisensi RQFII akan memperkuat dan memperluas
platform
bagi London membangun pasar obligasi RMB (renminbi) di luar negeri," demikian analisis ANZ.


Frances Cheung, pengamat dari Credit Agricole CIB di Hong Kong, menilai bahwa berdasarkan jumlah yang diberikan dalam skema RQFII, London dipandang China menjadi mitra penting bagi liberalisasi RMB. "Bersama dengan kesepakatan
currency swap
di Eropa, perjanjian ini menandakan bahwa China kini merupaya memperluas pengaruhnya di dunia," kata Cheung. 


China pekan lalu juga mengadakan kesepakatan
currency swap
senilai 350 miliar yuan dengan Bank Sentral Eropa. (eh)



 



Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya