Kedubes Australia Punya Pos Penyadapan, Kemlu Panggil Dubes Moriarty

Duta Besar Australia Greg Moriarty
Sumber :
  • ANTARA/Dhoni Setiawan

VIVAnews - Kementerian Luar Negeri RI memanggil Duta Besar Australia untuk Indonesia, Greg Moriarty, terkait dengan isi pemberitaan harian Sydney Morning Herald (SMH) pada Kamis, 31 Oktober 2013.

Vietnamese EV Taxi Service Push Sustainability Agenda with VinFast

Kemlu menuntut penjelasan dari Pemerintah Australia soal adanya pos fasilitas penyadapan yang dibangun di dalam Gedung Kedutaan di Jakarta dan Konsulat Jenderal di Denpasar.

Demikian isi siaran pers Kemlu yang diterima VIVAnews pada Kamis malam. Menurut Kemlu, apabila isi pemberitaan SMH itu benar, maka aksi spionase yang dilakukan Pemerintah Australia tidak dapat dibenarkan.

"Menanggapi pemberitaan di surat kabar di harian SMH pada 31 Oktober 2013 tentang keberadaan dan penggunaan fasilitas penyadapan di Kedutaan Australia di Jakarta dan negara-negara lain di kawasan, Kemlu RI menuntut penjelasan dari Kedubes Australia mengenai hal tersebut," tulis Kemlu dalam siaran persnya.

Sebagai negara tetangga dan sahabat, lanjut Kemlu, tindakan seperti pemberitaan SMH sama sekali tidak mencerminkan semangat hubungan bersahabat yang selama ini terjalin dan tidak dapat diterima oleh Pemerintah Indonesia.

Sementara Juru Bicara Dubes Australia, Ray Marcello, yang dihubungi VIVAnews melalui sambungan telepon menolak berkomentar soal adanya pemanggilan Moriarty oleh Kemlu besok.

"Saya tidak akan menambahkan informasi apa pun terkait dengan siaran pers yang dikeluarkan oleh Kemlu Indonesia," kata dia.

Pemberitaan soal adanya pos penyadapan di Gedung Kedubes dan Konsulat Jenderal Australia hanya berselang dari isu serupa yang terdapat di gedung Kedubes AS di Jakarta. SMH menurunkan pemberitaan itu bersumber dari dokumen milik mantan kontraktor Badan Keamanan Nasional Australia (NSA), Edward J. Snowden.

Dalam dokumen itu tertulis, fasilitas penyadapan milik Direktorat Sinyal Pertahanan Australia disebut STATEROOM. Ukurannya ruangan di gedung kedutaan itu sangat kecil dan jumlah staf yang mengelolanya juga sangat sedikit.

"Mereka tertutup dan misi sebenarnya juga tidak diketahui oleh staf diplomatik yang bekerja di gedung itu," tulis SMH.

Selain di Gedung Kedubes Australia di Jakarta, fasilitas serupa juga terdapat di Kedutaan di Bangkok, Dili, Hanoi dan Beijing. Fasilitas serupa juga terdapat di Komisi Tinggi di Kuala Lumpur dan Port Moresby, Papua Nugini. (eh)

Ilustrasi utang.

5 Negara yang Paling Jarang Utang di Dunia, Nomor 1 Tetangga Indonesia

Tidak semua negara di dunia ini mengandalkan utang dalam proses pembangunan dan pengelolaan pemerintahannya. Ada lima negara yang memiliki tingkat utang paling rendah.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024