Setelah Teror di Tiananmen, Jenderal Militer China Dipecat

JIP menabrak kerumunan orang di Lapangan Tiananmen, China
Sumber :
  • Orange.co.uk

VIVAnews - Sepekan setelah terjadi serangan teror di lapangan Tiananmen di ibu kota Beijing, seorang jenderal militer di Provinsi Xinjiang dicopot dari jabatannya di Partai Komunis China (PKC). Tidak ada alasan jelas mengapa sang Jenderal bernama Peng Yong diberhentikan dari posisinya sebagai anggota tetap Komite Partai Komunis China (PKC).

Bobby Nasution akan Jalin Komunikasi dengan NasDem dan PKB untuk Pilgub Sumut

Kantor berita BBC, Minggu 3 November 2013 melansir informasi ini dari harian Xinjiang Daily. Menurut pemberitaan di koran itu, dipecatnya Peng terkait dengan insiden serangan fatal yang terjadi di Lapangan Tiananmen pada Senin pekan lalu. 

Sebuah mobil jip yang ditumpangi tiga orang sengaja menabrak turis yang tengah berkerumun di Lapangan Tiananmen. Akibatnya, lima orang tewas dalam aksi tersebut. 

Alasan Pemprov DKI Gelontorkan Rp 22,2 M untuk Perbaiki Rumah Dinas Gubernur

Polisi pada waktu itu telah menyatakan bahwa aksi tersebut merupakan serangan teroris dan telah direncanakan secara seksama. Tiga orang pelaku yang merupakan pengemudi dan penumpang jip turut tewas. 

Sementara itu, dua orang lainnya yang tewas merupakan turis asal Filipina dan dari Provinsi Guangdong. Aksi itu turut melukai 38 orang lainnya, termasuk tiga turis asal Filipina dan satu dari Jepang. 

Indonesia Penghasil Emisi Karbon Terbesar di Dunia, Tanam Lebih Banyak Mangrove Bisa Jadi Solusinya

Usai menabrakkan diri, mobil dilaporkan langsung terbakar. Hal itu lantaran ketiga pelaku telah mengisi bensin di dalam mobil. 

Pejabat keamanan di China mengatakan, serangan itu dipicu oleh kaum separatis Gerakan Islam Timur Turkistan (ETIM). Ini bukan kali pertama Pemerintah Negeri Tirai Bambu menyalahkan ETIM dalam beberapa kejadian di Xinjiang.

Dugaan itu semakin diperkuat dengan hasil identifikasi polisi terhadap tiga orang yang berada di dalam mobil jip memiliki nama dari kaum Muslim Uighur yang bermukim di Xinjiang.  

Namun, menurut koresponsen BBC di Beijing, publik di sana meragukan kemampuan kelompok itu dapat melakukan serangan teror serius di China.

Sementara itu, kaum Muslim Uighur mengklaim Pemerintah China kerap menggunakan ETIM hanya sebagai alasan untuk pembenaran aksi kekerasan keamanan di Xinjiang. 

Untuk mencegah aksi teror serupa terjadi, polisi kian meningkatkan pengamanan di Lapangan Tiananmen. Polisi juga telah menahan lima orang tersangka yang diduga terkait dengan aksi teror itu. 

Semua tersangka itu berasal dari Xinjiang. Mereka ditahan 10 jam usai aksi teror terjadi. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya