Tuna Wisma di Brazil Belasan Tahun Tinggal di Kuburan

Wisata Sejarah Manila, Makam Tentara AS
Sumber :
  • ANTARA/M Agung Rajasa

VIVAnews - Seorang pria tuna wisma asal Brasil bernama Fábio Beraldo Rigol, dilaporkan masyarakat setempat tidur bersama mayat di sebuah tempat pemakaman umum di Kota Sao Paulo. Pria berusia 47 tahun yang kerap disapa "Popo" itu diketahui menjadi "penghuni" tambahan Taman Makam Brotas di Santa Isabel, Sao Paulo, karena warga setempat kerap melihatnya pergi dari tempat peristirahatan terakhir itu. 

SIM Mati Bisa Diperpanjang, Tidak Perlu Bikin Baru

Laman Dailymail, Selasa 5 November 2013 melansir Popo menjadi tuna wisma lantaran diusir dari rumah keluarganya lantaran menggunakan narkoba. Popo mengaku tidak ingat bagaimana kisah awalnya dia bisa tinggal di tempat pemakaman. 

"Saat itu malam sudah larut dan hujan deras. Saya hanya bisa mengingat sedikit soal awal mula tinggal di sini. Yang saya ingat, ketika saya bangun tidur, tiba-tiba sudah berada dalam makam seseorang," ujar Popo. 

Masyarakat Diimbau Waspada Terhadap Penawaran Paket Umrah dan Haji Harga Murah

Satu yang pasti, dia mengatakan sudah izin terlebih dahulu sebelum memutuskan tinggal di Taman Makam Brotas. 

"Saya ingat sudah meminta izin untuk memasuki tempat ini, karena hal yang keliru bagi siapa pun apabila menerobos kediaman seseorang, bukan?" ungkapnya. 

Terpopuler: Manfaat Belimbing Wuluh sampai Tanggapan Buya Yahya Soal Kasus Inses

Namun, lanjut Popo, karena dia tak lagi punya tempat untuk berlindung dari hujan dan panas, maka dia memutuskan berdiam di taman makam tersebut. Popo memilih tidur di makam yang lebar dan memiliki enam lubang. 

Dari keenam lubang itu, baru satu yang diisi oleh jenazah seseorang yang dia anggap seperti temannya sendiri. Jasad itu sudah berada di sana selama 10 tahun, sedangkan Popo telah menjadi "penghuni" Taman Makam Brotas selama 13 tahun. 

Selama belasan tahun di sana, dia telah mengunjungi seluruh area pemakaman itu. Dia sering melihat-lihat apabila ada beberapa nama yang dia kenal sebagai koleganya. 

Tidak Takut

Namun, Popo mengaku tak merasa takut dan belum pernah melihat hantu selama tidur di taman makam itu. Baginya lebih menyeramkan sosok manusia yang masih hidup.

"Saya tidak takut terhadap mereka yang telah tiada. Namun, saya lebih takut kepada manusia yang masih hidup," katanya. 

Popo pun menginginkan untuk punya rumah sendiri dan tidak mau selamanya menghuni taman makam. 

"Saya ingin memiliki rumah sendiri dan kembali bekerja apabila ada kesempatan. Sangat menyedihkan sekali membayangkan saya mati sendiri dengan jasad di samping saya," tuturnya berharap. 

Kendati sering melihat prosesi pemakaman berlangsung di Brotas, namun, Popo mengaku tidak suka menyaksikannya. 

"Saya lebih memilih untuk mengingat orang ketika dia masih hidup, bersinar dan bahagia," kata dia. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya