Sumber :
- VIVAnews/Santi Dewi
VIVAnews - Direktur Misi Pendidikan USAID, Margaret Sancho, mengatakan bahwa krisis penghentian layanan Pemerintah Federal atau shutdown yang dialami beberapa waktu lalu, tidak ikut memengaruhi nominal bantuan pendidikan yang diberikan kepada Indonesia.
Dia mengaku bahwa antara isu pendidikan dan shutdown sama sekali tidak terkait.
Hal itu diungkapkan Sancho, Rabu 6 November 2013, saat dtemui di Kedutaan Besar AS di Jakarta Pusat, usai pemberian beasiswa Prestasi dari Pemerintah Negeri Paman Sam.
Tahun ini, USAID menganugerahkan beasiswa bergengsi itu bagi 31 warga Indonesia terbaik. Mereka diseleksi secara ketat dan disaring dari 840 aplikasi yang masuk.
"Pemberian bantuan pendidikan kepada Indonesia, sama sekali tidak terpengaruh aksi shutdown. Itu merupakan permasalahan yang berbeda," ujar Sancho.
Dia pun berharap, ke depannya, ketika masa perpanjangan anggaran habis di Februari 2014, bantuan itu juga tidak terpengaruh.
"Kami mengharapkan ada pemahaman lebih baik di antara pemerintah pada Januari 2014. Tapi untuk sementara ini, aksi shutdown sama sekali tidak berpengaruh terhadap nominal bantuan yang diberikan bagi Indonesia. Malah akan terus berjalan seperti biasa," lanjutnya lagi.
Hal itu, terbukti dengan nilai dana yang dikucurkan Pemerintah AS untuk program beasiswa Prestasi selama kurun waktu lima tahun yakni US$20 juta atau Rp228 miliar.
Seperti diketahui, aksi shutdown dirasakan warga AS pada 1 Oktober lalu. Hal itu, lantaran tidak adanya kesepakatan soal anggaran baru di antara anggota DPR dan Senat AS.
Itu merupakan aksi shutdown kali pertama yang terjadi selama 17 tahun. Akibatnya, lebih dari 700 ribu pegawai federal terancam bekerja tanpa digaji.
Salah satu pegawai Pemerintah yang ikut terkena imbasnya yakni Departemen Pendidikan AS.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Pemberian bantuan pendidikan kepada Indonesia, sama sekali tidak terpengaruh aksi shutdown. Itu merupakan permasalahan yang berbeda," ujar Sancho.
