Di Venezuela, Harga AC Capai Rp57 Juta

Warga Venezuela berebut membeli barang elektronik
Sumber :
  • BBC
VIVAnews
Jika Lolos Tes Ini, Keamanan Siber Bank di Indonesia Sudah Tangguh
- Ribuan warga Venezuela terlihat mengantre di toko elektronik Daka. Toko tersebut diincar warga karena menjual barang-barang sitaan negara dengan harga yang jauh lebih murah.

Surya Paloh Sambut Baik PKS Jika Ikut Merapat ke Koalisi Prabowo-Gibran

Toko elektronik disita negara lantaran dituduh memberikan harga yang berlebihan untuk produk-produk yang dijualnya. Dan kini, barang tersebut akan dijual dengan harga yang wajar.
Disebut Hard Gumay Bakal Berjodoh dengan Mayor Teddy, Fuji: Aneh Banget Sumpah!


Selain Daka, toko elektronik lain yang disita adalah toko JVG di Caracas timur. Toko ini dianggap digunakan oleh warga kaya di Venezuela untuk meraup untung.


Dalam pidatonya, Presiden Maduro berjanji untuk menjual pasokan barang yang dimiliki Daka, baik itu berupa TV plasma, mesin cuci atau barang-barang lainnya dengan harga murah.


"Kami melakukan ini untuk kebaikan bangsa. Kosongkan penyimpanan, kosongkan gudang," ujarnya, seperti dilansir BBC, Minggu 10 November 2013.


Setelah pidato tersebut, warga Venezuela segera mendatangi Daka untuk membeli barang-barang dagangan, yang sebagian besar dijual dengan harga seperempat dari harga awal.


Presiden Maduro menyatakan, pengawas pemerintah telah menemukan bahwa ada produk di Daka yang harganya ditinggikan hingga 1.000 persen. Salah satunya adalah mesin penyejuk ruangan atau AC, yang dijual seharga 36 ribu bolivars atau sekitar Rp57 juta.


Padahal, di toko milik negara hanya dijual seharga 7 ribu bolivars. Sayangnya, barang di toko-toko yang pemerintah seringkali sulit didapatkan. Kalaupun ada, terjual dengan sangat cepat.


Ditambah lagi, toko milik negara menggunakan mata uang dolar Amerika Serikat dengan kurs resmi untuk membeli produk impor. Sedangkan para pengusaha swasta harus mendapatkan dolar dari pasar gelap yang nilai kursnya bisa mencapai tujuh kali lebih tinggi. Hasilnya, biaya beli produk impor menjadi jauh lebih mahal.


Presiden Maduro sering menuduh pengusaha kaya menimbun barang untuk mendongkrak harga. Tapi menurut para kritikus, pemerintahannya yang salah mengurus perekonomian.


Daripada mengurus pengecer yang tidak bermoral, Maduro diharapkan lebih bertanggung jawab dalam mengurus inflasi dan kelangkaan bahan pokok seperti susu dan kertas toilet.


Kubu oposisi mengatakan, langkah Maduro ini hanya akan semakin meningkatkan inflasi yang hingga kini diperkirakan sudah mencapai 54 persen.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya