Pertama Kali, Ketegangan RI-Australia Diumumkan di Twitter

SBY sedang menulis dan pantau Twitter dengan perangkat tablet
Sumber :
  • Twitter @SBYudhoyono
VIVAnews
Penyerang AC Milan Rafael Leao Bisa Dapat Ballon d'Or
- Media Australia
Sydney Morning Herald
Is It Eating Ramen Good for Your Health Body?
(SMH) menyoroti gaya mengomel Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dalam menyikapi aksi penyadapan  oleh Badan Intelijen Negeri Kanguru ( Defence Signals Directorate
Namanya Masuk Bursa Cagub DKI, Heru Budi: Pak Arifin Satpol PP Juga Berpotensi
). Ketimbang memberi pernyataan terbuka secara langsung, SBY justru mengungkapkan kemarahannya melalui kicauan di media sosial seperti Twitter dan Facebook.

Jacqueline Maley, penulis artikel di SMH, mengatakan cara yang dipilih Presiden SBY cukup unik. "Sama seperti perang Vietnam dulu yang menjadi satu-satunya perang yang dapat disaksikan melalui televisi. Ini merupakan kerenggangan pertama hubungan Indonesia-Australia yang dikabarkan secara langsung melalui Twitter," tulis Maley. 

Maley menganalogikan komunikasi yang dipilih SBY mirip dengan pemain kriket Shane Warne dan kekasihnya yang seorang model dan artis, Liz Hurley. Sebelum menyatakan diri berpisah, pasangan tersebut selalu berbalas kicauan di Twitter. Publik baru menyadari hubungan keduanya merenggang ketika Warne dan Hurley absen saling sapa di dunia maya selama satu minggu lebih.

Sementara dalam kasus Presiden SBY, pola komunikasi itu akan tetap menjadi pilihannya karena dia sedang tak ingin menelepon Perdana Menteri Australia Tony Abbott. Maley menganggapnya sebagai gaya komunikasi yang tidak baik. 

Namun dia melihat cara yang dipilih SBY memiliki suatu keuntungan, yaitu naiknya jumlah follower di akun Twitternya, @SBYudhoyono. Hingga saat ini jumlah pengikut akun Twitter SBY berjumlah 4.015.618. Jumlah sebaliknya terlihat dari akun Twitter PM Abbott yang hanya punya 261.892 follower. Bahkan Selasa kemarin, jumlah pengikut akun Twitter SBY kian bertambah.

Aksi spionase yang terungkap di media sejak Senin lalu kini membahayakan hubungan diplomatik kedua negara. Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa yang ditemui di Istana Negara Selasa menyatakan, ke depannya kerjasama dengan Australia tidak akan berjalan seperti biasa. Akan ada evaluasi yang terus dilakukan. 

"Kami sedang menurunkan derajat hubungan dengan Australia," ujar Marty. Menurutnya, bukan Indonesia yang memulai masalah ini, melainkan Australia. "Sehingga pihak Australialah yang harus mencari jalan penyelesaian dengan baik," kata Marty.

Sebelumnya, hari Senin kemarin Marty telah diminta oleh Presiden SBY untuk menarik Dubes Indonesia untuk Australia, Nadjib Riphat Kesoema. Riphat telah tiba di Indonesia Selasa sore ini.  (umi)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya