China Kirim Jet Tempur ke Zona Udara Sengketa

Jet tempur Sukhoi Su-30
Sumber :
  • deadlyweapons-army.blogspot.com

VIVAnews - China menurunkan pasukan tempur udaranya untuk berpatroli di zona pertahanan udara yang mereka klaim sepihak. Di saat yang sama, Jepang yang bersengketa wilayah dengan China bersikeras tidak akan hentikan pengawasan udara kendati diancam Tiongkok.

Diberitakan CNN yang mengutip juru bicara angkatan udara China Kolonel Shen Jinke, pemerintah Beijing telah menurunkan pasukan udara yang terdiri dari jet tempur Su-30 dan J-11, serta pesawat radar KJ-2000 ke zona udara tersebut. 

Pesawat Su-30 buatan Sukhoi Rusia itu disebut-sebut adalah jet tempur manuver tingkat tinggi yang bisa menghancurkan sasaran di udara maupun darat. Sementara jet J-11 buatan China juga tidak kalah mumpuni menghancurkan target di darat.

"Pesawat ini melakukan patroli udara rutin, bertujuan memperkuat pengawasan target udara di zona tersebut dan menjalankan misi angkatan udara. Misi ini adalah langkah pertahanan yang sejalan dengan praktik internasional," kata Shen dalam pernyataannya.

Shen menegaskan bahwa misi kali ini bersifat "waspada penuh", dan dia mengatakan bahwa pasukan udara China siap bertindak sesuai dengan ancaman yang terjadi untuk memastikan keamanan negara.

Diturunkannya patroli udara ini menyusul masuknya ke zona pertahanan udara Laut China Timur. China mengaku telah memantau pesawat tersebut, namun tidak dikatakan mengapa tidak diambil tindakan.

MK Tak Pertimbangkan Amicus Curiae yang Masuk Lewat dari Tanggal 16 April 2024

Zona pertahanan ini ditetapkan sepihak oleh China pekan lalu, memicu kemarahan Jepang dan Korsel yang merasa wilayah mereka dicaplok. Dalam zona itu masuk pulau sengketa dengan Jepang, yaitu Senkaku/Diaoyu. Jepang menegaskan bahwa posisinya tetap mempertahankan wilayah tersebut.

Kemarin, Kepala Kabinet Jepang Yoshihida Suga mengatakan bahwa mereka tetap akan menurunkan kapal dan pesawat tempur untuk berpatroli di Laut China Timur, tidak memedulikan ancaman China.

"Kami tidak ada niat menghentikan operasi ini karena China. Kami tetap akan melakukan operasi patroli demi melindungi wilayah kami dari upaya sepihak China mengubah status quo pulau sengketa," kata Suga.

Kabar Duka, Ibunda Angger Dimas Meninggal Dunia
Presiden Rusia Vladimir Putin

Meski Tengah Perang, Kekuatan Militer Rusia Tumbuh 15%, Kok Bisa?

Meski kini tengah berperang dan menderita kerugian besar di Ukraina, militer Rusia dikabarkan berhasil bangkit kembali seperti sebelum perang.

img_title
VIVA.co.id
18 April 2024