Aksi Demonstrasi Semakin Meluas di Thailand

pictures of the year (famous)
Sumber :
  • REUTERS/Damir Sagolj
VIVAnews - Aksi protes terhadap rezim yang dipengaruhi mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra makin meluas. Setelah menduduki kantor Kementerian Keuangan, massa demonstran juga merangsek ke Markas Polisi Nasional dan menampati sejumlah fasilistas utama pemerintah.
Nekat Datangi Markas TNI, Mayjen Gadungan Ini Ingin Nitip Kerabat Masuk Akmil

Protes kali ini merupakan yang terbesar, sejak tindakan represif militer tiga tahun silam yang mengorbankan 90 tewas orang.
Terpopuler: Sakit yang Diidap Parto sampai Syifa Hadju Pernah Diperingatkan oleh Raffi Ahmad

Namun, sampai saat ini pihak militer dan pemerintahan PM Yingluck Shinawatra, yang merupakan adik Thaksin, berusaha menahan aksi kekerasan muncul.
Rizky Nazar Angkat Bicara Soal Dugaan Selingkuh, Beberkan Hal Ini

"Sejauh ini, kami belum menangkap seorang pengunjuk rasa pun. Menangkap demonstran bukan kebijakan kami," ujar Mayor Jenderal Piya Uthayo, juru bicara polisi, yang menjelaskan via telepon seperti dilansir dari The New York Times, Sabtu 30 November 2013.

Meski aparat keamanan masih bertahan, namun bentrokan tak terhindarkan. Dilaporkan, pengunjuk rasa menggembosi ban mobil polisi dan menyerangnya dengan ketapel. Aksi ini mengakibatkan beberapa polisi berlumuran darah.

Jubir kepolisian lainnya, Mayor Anucha Ramayanand, mengatakan pihaknya telah mendapat laporan dari intelijen, aksi protes akan berujung kekerasan dalam beberapa hari ke depan. Untuk itu, polisi bersigap dengan melindungi bangunan penting dan menjaga kemungkinan pecahnya aksi kekerasan. 

Aksi protes sebenarnya sudah masuk ke markas militer, namun massa disambut dengan gas air mata dan memukul kembali massa anti pemerintah itu.

"Saya tak ingin menggambarkan ini sebagai invasi, karena mereka hanya ingin menyerahkan surat saja," kata jubir militer Kolonel Winthai Suvaree melalui telepon. 

"Seperti kantor-kantor pemerintah lainnya, kebijakan kami yakni mencoba memfasilitas para pengunjuk rasa," tegas dia.

Aksi demontrasi ini dikomandani oleh Suthep, yang merupakan wakil PM sebelum dikalahkan adik Thaksin pada pemilu 2011 silam. 

Suthep mengatakan, protes ini bertujuan membersihkan negara dari pengaruh Thaksin. Pada Jumat lalu, pengunjuk rasa telah menduduki kompleks pemerintahan dan ia mengatakan gedung ditutup. "Jadi, tak perlu masuk kerja lagi," kata dia. 

Dia juga mengancam bahwa aksi besar-besaran akan dilakukan lagi pada Minggu nanti. Bahkan, awal pekan depan, aksi direncanakan akan menduduki semua instansi pemerintah kecuali pengadilan, militer, dan instansi transportasi. 

Suthep menguntuk pemerintah Thailand untuk menuju sistem pemerintahan yang demokras konsitusional. Usulannya untuk meminta dewan rakyat dipilih oleh banyak profesi dikritik. 

Menteri Pendidikan Thailand,  Chaturon Chaisang, mengkritik usulan Suthep tak masuk akal. "Itu lebih emosional alih-alih rasional," kata dia. 

Aksi demonstrasi itu juga mendapat tambahan kekuatan dari partai oposisi. Tokoh oposisi, Abhisit Vejjajiva dan Korn Chatikavanij, turut bergabung dengan demonstran. 

Pemerintahan PM Yingluck juga menuai kritik dari Korn, yang merupakan mantan bankir investasi. 

Korn mengatakan, pemerintahan itu tak sah, mengingat partai yang memerintah tak menerima putusan pengadilan konstitusi pekan lalu. Pengadilan menyatakan upaya pemerintah untuk membuat majelis tinggi parlemen, yang setengah anggotanya ditunjuk oleh hakim senior dan PNS, tidak konstitusional. 

"Saat pemerintah bertindak di atas hukum, orang-orang tak perlu lagi menghormati pemerintah," tegas Korn.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya