Tim Ilmuwan Prancis: Yasser Arafat Tidak Mati Diracun

Janda Yasser Arafat di depan foto mendiang suaminya
Sumber :
  • REUTERS/Darrin Zammit Lupi
VIVAnews -
Akui Umat Muslim Berkontribusi Besar Bagi Negara, PM Georgia Adakan Bukber
Penyelidik di Prancis mengungkapkan temuan mereka bahwa Yasser Arafat tidak mati diracun, melainkan karena usianya yang tua. Temuan ini tidak ayal kontradiktif dengan penyelidikan tim dari Swiss yang mengatakan Arafat diracun dengan polonium.

Government Targets on Acquiring 61 Percent Freeport Share

Diberitakan
4 Moscow Terrorists Under the Influence of Drugs
The Guardian , dalam laporan tim Prancis pada Selasa 3 Desember 2013, Arafat disebut tewas karena infeksi akibat usianya yang sudah tua. Arafat tewas di Prancis pada tahun 2004. Kematiannya jadi misteri lantaran dokter tidak melakukan otopsi saat itu.


"Pengukuran Polonium 210 dan kandungan radioaktif lainnya dari sampel biologis tubuh konsisten dengan apa yang terdapat di lingkungan sekitar," tulis laporan Prancis yang tidak dipublikasikan tersebut. (Baca: )


Janda Arafat, Suha, yang menggagas penyelidikan kematian suaminya mengaku terkejut atas temuan Prancis ini. Namun dia bersikeras bahwa kedua tim sama-sama melaporkan adanya kandungan polonium-210 dan timbal-210 dalam sampel tanah dan tubuh Arafat.


Berbedaan penelitian keduanya ada pada bagaimana polonium bisa terdeteksi di tempat itu. Prancis menyimpulkan, kandungan gas radon berasal dari liang lahat tempat Arafat dikubur. Sementara peneliti Swiss menyimpulkan, gas radon muncul akibat kandungan radioaktif di tubuh Arafat.


"Sekarang saya harus yakin pada keadilan dan ilmu pengetahuan dan berharap para ahli bisa mencapai sebuah kesimpulan. Saya terkejut akan kontradiksi dari para ahli paling ternama di Eropa ini," lanjutnya lagi.


Kekecewaan dan bantahan serupa atas temuan peneliti asal Prancis juga diungkapkan pemerintah Palestina. Sebelumnya, Palestina meyakini betul bahwa Arafat diracun oleh Israel-yang tentu saja dibantah negara zionis tersebut. (Baca: )


Selain itu, beberapa hari lagi, Palestina telah berjanji mengungkapkan nama orang-orang yang diduga membunuh Yasser Arafat.


"Laporan Prancis dipolitisir dan bertentangan dengan seluruh bukti yang menunjukkan bahwa presiden dibunuh dengan racun. Ini adalah percobaan untuk menutupi apa yang terjadi di rumah sakit Percy," kata pejabat senior Palestina Wasel Abu Yousef kepada
Reuters
di Ramallah. Percy adalah rumah sakit di Paris tempat Arafat sempat dirawat sebelum meninggal.


Pengacara Suha, Pierre Oliver Sur, mengatakan bahwa timnya saat ini tengah meneliti laporan Swiss dan Prancis dan membandingkannya. Dalam beberapa sampel, Swiss menemukan lebih banyak kontaminasi radioaktif, sementara di sampel lainnya, Prancis yang lebih banyak menemukannya.


"Hasilnya memang berbeda, namun kesimpulannya sama: ada kandungan radioaktif polonium dan radioaktif timbal. Kami akan terus mencari kepastian ilmiahnya," kata Sur. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya