Akibat Kerusuhan, Singapura Perketat Aturan Minuman Beralkohol

Kerusuhan di Distrik Little India, Singapura, Minggu 8/12/2013.
Sumber :
  • asiaone.com
VIVAnews -
Aplikasi Ini Bisa Bikin Penumpang Terhibur di Pesawat
Akibat kerusuhan yang terjadi pada Minggu malam kemarin, 8 Desember 2013, akan mempengaruhi kebijakan Pemerintah yang ingin membatasi peredaran minuman alkohol di daerah Little India, Singapura. Pasalnya, pelaku aksi kerusuhan diduga habis mengkonsumsi minum-minuman beralkohol sebelum berbuat onar.

Ada Luka Tembus Pelipis Anggota Satlantas Polresta Manado yang Ditemukan Tewas di Mampang

Laman
Arema FC Semakin Jauh Dari Zona Degradasi
Strait Times Singapura, Senin 9 Desember 2013 melansir rencana tersebut diumumkan oleh Menteri Transportasi, Lui Tuck Yew dan Wakil Perdana Menteri Teo Chee Hean setelah keduanya berdiskusi soal perubahan yang harus dibuat terhadap izin peredaran minuman beralkohol. Lui, merupakan anggota parlemen untuk daerah MoulmeinKallang GRC, yang turut membawahi area Little India.

Sudah sejak lama, dia dan rekannya sesama anggota parlemen, Denise Phua, menginginkan adanya pembatasan jumlah minuman beralkohol yang berlisensi di daerah tersebut. Selain tentunya pemberlakukan aturan lain soal cara mengakses minuman beralkohol.


"Pemikiran kami, jumlah izin yang diberikan kepada mereka di daerah Little India sudah terlalu banyak dan di luar dari batas," ujar Lui kepada media di Little India.


Mereka turut menyoroti soal apakah perlu dan bagaimana Pemerintah perlu membatasi tempat mengkonsumsi alkohol diizinkan serta kapan minum-minuman tersebut dapat dikonsumi.


Kendati Lui belum menemukan kaitan secara langsung antara peristiwa kerusuhan tersebut dengan konsumsi alkohol, namun Lui menyebut zat tersebut dapat menyebabkan pelaku semakin parah berulah. Pengamatan saat melihat para pelaku di kantor polisi, Lui merasa cukup yakin bahwa mereka sempat mengkonsumsi alkohol.


"Alkohol mungkin saja dapat menjadi salah satu faktor pemicu," kata dia.


Dugaan itu semakin kuat, lantaran di tempat kejadian ditemukan botol-botol dan kaleng bir yang digunakan sebagai objek untuk merusak kendaraan di lokasi kejadian. Isu pembatasan konsumsi alkohol ini, diakui Lui memang bukan isu baru.


Karena di beberapa lokasi seperti pub, tempat-tempat karaoke dan hotel melati, sudah diberlakukan pembatasan.


Dalam kesempatan itu, Lui juga menyebut akan menyiagakan personel polisi di tempat-tempat para pekerja imigran kerap berkumpul dan selama mereka bertemu saat berlibur. Namun, dia menegaskan tidak ingin peristiwa kerusuhan pada Minggu kemarin, lantas diartikan bahwa polisi memusuhi pekerja imigran.


"Kami tidak ingin melalui kasus ini, lantas terbentuk persepsi pekerja asing melawan kami. Kami juga tidak bermaksud untuk memasukkan nada rasis dalam sikap itu," kata Lui.


27 pelaku ditahan
Polisi Singapura telah menahan 27 orang tersangka pelaku tindak kerusuhan. Mereka berasal dari kawasan Asia Selatan. Para tersangka diduga merupakan pekerja asing yang terkait dengan peristiwa tindak kerusuhan yang melukai 10 petugas polisi dan empat warga sipil.


Tindak kerusuhan itu tidak direncanakan sebelumnya dan dipicu oleh sebuah kecelakaan fatal yang melibatkan seorang pria berkebangsaan India. Pria India berusia 33 tahun itu tewas terlindas oleh sebuah bus pribadi di Distrik Little India, Singapura pada Minggu 8 Desember 2013 pukul 21.23 waktu setempat.


Menurut Komisioner Polisi Singapura, Ng Joo Hee, dalam sebuah konferensi pers yang dilakukan Senin ini, kerusuhan itu berhasil diatasi oleh personil berwenang dalam jangka waktu satu jam usai menerima panggilan darurat. Dia menambahkan tidak ada satu pun warga Singapura yang terlibat dalam aksi kerusuhan itu.


Menurut dia, pengrusakan properti dan melawan petugas polisi bukanlah cara warga Singapura bertindak.


Hingga saat ini pengemudi bus pribadi itu masih dirawat di RS dan tidak ditahan. Sementara, lanjut Ng, sebanyak 300 personil polisi yang turun ke lokasi kejadian pada Minggu malam kemarin, tidak menembakkan satu pun timah panas untuk mengatasi para demonstran.


Wakil Perdana Menteri yang juga menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri Singapura, Teo Chee Hean, mengatakan Pemerintahnya tidak akan menoleransi peristiwa kerusuhan semacam itu. Dia pun meminta agar publik tetap tenang dan tidak berspekulasi.


Akibat kerusuhan yang terjadi pada Minggu malam, sebanyak lima mobil, termasuk milik Komando Polisi Komando Operasi Khusus dan Kontingen Gurkha serta sebuah ambulans ikut menjadi korban amukan massa.


Jendela kendaraan tersebut dihancurkan massa, sementara bangkai mobilnya turut dibakar.  (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya