Intel AS dan Inggris Juga Mata-matai Video Game

Game World of Warcraft
Sumber :
  • Blizzard.com
VIVAnews -
Sopir Truk Penyebab Kecelakaan di GT Halim Ternyata Masih Anak-anak, Bos Akan Diperiksa
Amerika Serikat dan Inggris tidak hanya menyadap telepon dan email untuk memata-matai targetnya. Dalam bocoran terbaru Edward Snowden, intelijen di dua negara ini juga memata-matai aktivitas masyarakat di video game online.

Zulhas Enggan Revisi Aturan Barang Bawaan dari Luar Negeri: Bayar Pajak Dong!

Diberitakan
Biadab! Israel Eksekusi Anak Palestina Beramai-ramai dari Usia 4-16 Tahun
BBC , dokumen rahasia ini diungkapkan Snowden ke beberapa media, di antaranya
The Guardian, New York Times
dan
ProPublika
pada Senin, 9 Desember 2013. Disebutkan, AS dan Inggris selama bertahun-tahun telah memata-matai game World of Warcraft (WoW) dan Second Life.


Permainan online yang menarik jutaan orang dari seluruh dunia ini dicurigai jadi tempat para teroris beraktivitas. Selain itu, permainan ini bisa juga menjadi sarana rekruitmen dan latihan persenjataan secara virtual.


Badan Intelijen AS (NSA) dalam dokumen tersebut dikatakan telah menyedot data dari WoW dan menyamakannya dengan data perdagangan senjata ilegal serta aktivitas para teroris di dunia nyata.


Banyak agen intelijen yang diturunkan, menyamar sebagai pemain dalam game-game ini. Saking banyaknya, NSA bahkan harus membuat kelompok anti-bentrok untuk mencegah para agen memata-matai satu sama lain.


WoW adalah permainan online terbesar dan paling populer di dunia. Menurut data perusahaan pembuatnya, Blizzard, pada tahun 2010 ada 12 juta orang yang memainkan permainan ini. Pemainnya mulai dari warga biasa hingga para diplomat, ilmuwan dan anggota militer.


Juru bicara Blizzard mengatakan bahwa dia tidak mengetahui apakah permainannya disusupi intelijen atau tidak. Dia juga mengaku tidak paham apakah ada teknologi yang mampu menyadap permainan tersebut.


"Jika memang ada, maka itu dilakukan tanpa sepengetahuan atau izin kami," kata dia.


Akibat bocoran Snowden, kredibilitas penyedia layanan internet dan komputer dipertanyakan. Untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat, Jumat lalu Microsoft mengatakan bahwa mereka telah memperkuat enskripsi untuk mencegah penyusupan mata-mata.


Senin pekan ini, perusahaan-perusahaan seperti Google, Facebook, Yahoo, Apple, Twitter dan LinkedIn mengeluarkan pernyataan bersama yang menyerukan negara-negara di dunia untuk mengendalikan aktivitas mata-mata online mereka.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya