Nelson Mandela Hampir Tolak Penghargaan Nobel

nelson mandela dan batik
Sumber :
  • REUTERS/Mike Hutchings
VIVAnews -
Duit Ditjen Holtikultura Kementan yang Mengalir ke SYL Bikin Kaget
Dua dekade lalu, Nelson Mandela dan presiden apartheid terakhir Afrika Selatan FW DeKlerk menerima penghargaan Nobel Perdamaian di Oslo. Namun tidak banyak yang tahu, Mandela hampir saja menolak penghargaan tersebut.

Jadi Juragan Kontrakan, Haji Bolot Berangkatkan Haji dan Belikan Rumah untuk Saudara-saudaranya

Diberitakan
Kronologi Komandan Hizbullah Tewas Terkena Serangan Udara Militer Israel
Al-Arabiya , Senin 9 Desember 2013, saat pemenang Nobel diumumkan melalui telepon pada 15 Oktober 1993, ada dilema di antara petinggi Kongres Nasional Afrika (ANC). Mereka bimbang, tidak ingin Mandela mendapatkan penghargaan yang sama dengan De Klerk, presiden pengusung apartheid.


"Reaksinya sangat keras, dan beberapa dari kami menolak untuk berbagi penghargaan dengan De Klerk. Beberapa dari kami khawatir, Nelson Mandela, seorang ikon, menerima penghargaan dengan penindasnya," kata Tokyo Sexwale, salah satu simpatisan ANC kala itu.


Situasi saat itu juga tengah mencekam. Perundingan mengakhiri apartheid telah memasuki tahap akhir. Tidak jarang kedua kubu bersitegang.


Belum lagi situasi keamanan yang kacau. Para pendukung ANC dan Partai Zulu, Inkatha, saling bunuh di jalan. Sementara para pendukung apartheid memanas-manasi kekerasan di Afrika Selatan. Ribuan orang tewas jelang pemilihan umum 1994.


"Ingat, saat itu ada banyak kekerasan di Afrika Selatan. Kami menderita, keluarga kami dibunuh, teman kami dibantai, kaum apartheid mengebom kantor kami. Jadi bagaimana kami bisa berdamai dengan orang-orang ini?" kata Sexwale.


Namun, Mandela berhasil meyakinkan para pendukungnya di ANC. Dia mengatakan, saatnya memaafkan dan memulai rekonsiliasi di antara kedua kubu di Afsel.


"Mandela sendiri yang meyakinkan kami soal apa yang sebenarnya harus terjadi. Rekonsiliasi bukanlah hal mudah. Jadi kami ingin menunjukkan bahwa De Klerk bisa dirangkul. Ini kemudian dijadikan oleh Mandela sebagai contoh dialog dan kepemimpinannya," kata Sexwale.


Akhirnya pada 10 Desember 1993, Mandela dan De Klerk sama-sama naik ke panggung untuk menerima Nobel. Dalam pidatonya, De Klerk menekankan bahwa kedua kubu "telah mengubah hati mereka".


Dalam porsinya, Mandela mengatakan ada persamaan yang mengikat orang hitam dan putih, yaitu nilai kemanusiaan. "Saya salut pada para peraih Nobel yang dengan keberaniannya mampu mengaku kesalahan yang terjadi di negara kami karena penerapan sistem apartheid," kata Mandela. (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya