- metro.co.uk
VIVAnews - Kepolisian Australia tercengang saat menemukan sekelompok keluarga inses di New South Wales, awal tahun lalu. Sebanyak 40 anggota keluarga itu tak hanya kawin sedarah selama empat generasi, tetapi juga tinggal bersama di dua karavan kumuh.
Saat ditemukan petugas, anak-anak keluarga itu nyaris tak tersentuh peradaban. Mereka tak mengenal kebersihan, karena hidup tanpa toilet dan air. Hampir semua terinfeksi jamur di kakinya. Kognisi mereka juga terganggu.
Beberapa bahkan memiliki bentuk tubuh yang aneh. Diyakini, itu akibat hubungan intim sedarah alias inses. Bobby Colt (15), sulit berjalan dan menderita psoriasis parah. Giginya juga membutuhkan perawatan akut. Bicaranya sulit dimengerti. Kognisinya setara dengan anak TK.
Albert (15) dan Jed (14) juga memiliki kondisi yang sama soal kebersihan mulut. Ucapan mereka pun tak dimengerti. Billy (14) tumbuh dengan sangat kurus. Penglihatan dan pendengarannya salah. Ia tak bisa membaca serta menghitung.
Kimberly (14) juga sama, tak bisa menyisir rambut, menggunakan kertas toilet, dan menyikat gigi. Ia juga agak ‘liar’, karena pernah mengancam akan memotong jari petugas sosial yang mendekatinya. Brian (12) punya gigi yang membusuk, pendengaran tak normal, dan mata yang agak juling.
Ruth (9), punya bentuk tubuh tak normal, pendengaran dan penglihatan terbatas, serta tak tahu apa itu mandi. Ia tumbuh dalam pembiaran orang tuanya. Ruth juga malnutrisi.
‘Keluarga besar’ itu terdiri atas lima kelompok, wanitanya bernama Rhonda (47), Martha (33), dan Betty (46). Setiap malam, mereka tidur dengan kakak laki-laki bernama Charlie. Dua anak Betty, yang juga sudah memiliki anak lagi, berasal dari orang tua yang sama.
Mengutip News, Betty mengaku memiliki 13 anak. Beberapa dari ayahnya, Tim, dan beberapa dari saudara laki-laki, Charlie. Anak-anak Martha, juga berayahkan Tim. Salah satu anak mereka meninggal karena penyakit genetik langka, Zellweger Syndrome.
Masing-masing anak punya cerita yang menyedihkan. Kimberly (13) masih sangat belia saat pertama disentuh oleh pamannya, Dwayne (9) sementara bibinya (8) menonton. Ruth dan Nadia (9) disentuh saudara laki-laki mereka, Albert (15), Jed (14) dan Karl (12).
Beruntung, anak-anak itu telah diasuh oleh petugas dinas sosial Australia. Beberapa mengalami kemajuan soal konsep kebersihan. Lainnya masih dalam pengobatan dan perawatan akibat trauma seksual dan psikologis. Ada pula yang sudah diangkat oleh keluarga asuh. (ren)
