Imigran Gelap Menderas Lagi, Australia Salahkan Indonesia

PM Australia Tony Abbott dan Presiden SBY
Sumber :
  • REUTERS
VIVAnews -
Peremajaan Sawit Jauh dari Target, Airlangga: Hanya 50 Ribu Hektare per Tahun
Kapal imigran gelap terus berdatangan dengan jumlah yang semakin banyak ke Australia. Menanggapi hal ini, Perdana Menteri Australia Tony Abbott menyalahkan Indonesia yang menghentikan kerja sama penanganan imigran gelap.

Kasus DBD Melonjak Tajam di Jakarta, Dinkes DKI Ungkap Penyebabnya

Diberitakan
Penyerang AC Milan Rafael Leao Bisa Dapat Ballon d'Or
The Australian , Senin 16 Desember 2013, dalam dua pekan terakhir ada lima kapal imigran gelap yang tiba di Australia. Jumlah ini meningkat dibanding dua pekan sebelumnya yang hanya dua kapal saja.


Abbott mengatakan bahwa ini adalah akibat dari dihentikannya kerja sama dengan Indonesia. Sebelumnya, Presiden SBY menghentikan kerja sama penanganan imigran gelap menyusul kasus penyadapan oleh Australia.


SBY mengeluarkan enam tahapan normalisasi hubungan kedua negara sebelum diberlakukannya kembali kerja sama. Presiden berharap, tahapan ini rampung sebelum akhir masa jabatannya Juli mendatang, tapi Abbott berharap lebih cepat.


"Saya berharap kerja sama penanganan perdagangan-manusia bisa dilanjutkan sebelum itu," ujarnya kepada
ABC Radio
.


Dalam wawancara tersebut Abbott menyalahkan Indonesia. "Tidak diragukan lagi bahwa mereka menghentikan kerja sama operasi memberantas penyelundupan manusia, dan saya kira peningkatan kapal yang datang dalam beberapa minggu terakhir karena penghentian kerja sama ini," kata Abbott.


Pemerintahan Abbott sebelumnya menolak untuk meminta maaf atas terbongkarnya kasus penyadapan yang juga mengincar ibu negara, Ani Yudhoyono. Pemerintah Australia hanya menyampaikan penyesalannya dan bertekad memperbaiki hubungan dengan Indonesia.


Juru bicara oposisi Chris Bowen mengatakan bahwa komentar Abbott di berbagai media tidak akan membantu menyelesaikan masalah. Menurutnya, Abbott hanya menerapkan "diplomasi
megaphone
".


"Perdana menteri kita berbicara dengan Indonesia melalui media. Dengan segala hormat, ini bukan cara untuk berbaikan dengan negara tetangga," kata Bowen.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya