Wikileaks: Tidak Akrab, Ibu Negara Depak Jusuf Kalla

Jusuf Kalla saat buka bersama.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Saptono
VIVAnews -
Arus Mudik di Aceh Diprediksi Meningkat 9 Persen pada 2024
Besarnya pengaruh ibu negara Ani Yudhoyono pada kebijakan istana disebut-sebut membuat menteri sekretaris negara sempat ngambek. Akibat pengaruh Ani juga, Jusuf Kalla tidak lagi mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada pemilu 2009 lalu.

Ketahui Manfaat dan Risiko Saham Blue Chip, Dapatkan Dividen yang Konsisten

Hal ini termaktub dalam kabel diplomatik Kedutaan Besar Amerika Serikat yang dibocorkan WikiLeaks. Dalam kabel tertanggal 17 Oktober 2007 itu, Duta Besar AS untuk Indonesia Cameron Hume mengatakan bahwa Ibu Negara punya andil besar dalam menguntungkan kawan-kawannya dan menyingkirkan musuh-musuhnya, termasuk wakil presiden kala itu, Jusuf Kalla.
Beli Properti Bisa untuk Rumah Tinggal Sekaligus Investasi Jangka Panjang


Dikatakan dalam laporan tersebut, Ani dan JK tidak akrab dan dingin. Lantas, Ani melakukan cara agar SBY tidak lagi disandingkan dengan JK dalam pemilu 2009.


"Ibu Negara membenci Wakil Presiden dan melancarkan kampanye yang-tidak-terlalu-rahasia untuk menggantikannya pada pemilu 2009. Wakil Presiden sepertinya tidak minat untuk memperbaiki hubungan dengannya," tulis Hume dalam laporan itu.


Hume melanjutkan, pengaruh Ani di istana sangat besar. Penasehat Kepresidenan T.B. Silalahi, dalam laporan itu mengatakan bahwa staf presiden mulai merasa termarjinalkan dan tidak berguna karena tugasnya diambil Ani.


"Silalahi, contohnya, mengatakan bahwa sepupunya Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, hampir mengundurkan diri pada bulan Januari karena frustasi menghadapi dinamika baru di istana," tulis laporan itu lagi.


Laporan WikiLeaks ini dibantah banyak pihak. Salah satunya adalah Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin menilai wajar jika seorang ibu negara memberi masukan kepada presiden.


"Ibu Tien saja menyampaikan saran-saran kepada Pak Harto. Bukan intervensi, tapi saran atau pendapat istri kepada suami," kata Tubagus.


Hal yang sama disampaikan Wakil Ketua Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat, Tjatur Sapto Edi. Dia menganggap bahwa pengaruh Ibu Ani terhadap Presiden SBY adalah hal yang biasa. Menurutnya, semua Ibu Negara di dunia pasti akan melakukan hal serupa.


"Semua Ibu Negara punya pengaruh terhadap Kepala Negara. Pengaruh itu ada, tetapi apakah mempengaruhi urusan kenegaraan. Kalau diskusi kenegaraan dengan suami itu biasa," kata Tjatur di Gedung DPR, Jakarta. (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya