Dua Bom di Volgograd Rusia Identik, Siapa Pelakunya?

Seorang wanita menaruh bunga di lokasi ledakan di Volgograd.
Sumber :
  • REUTERS/Sergei Karpov

VIVAnews – Bus troli berwarna biru dan putih yang berjalan dengan tenaga listrik dari kabel di atasnya, tiba-tiba meledak di kota Volgograd, selatan Rusia, Senin 30 Desember 2013. Mayat-mayat berserakan di jalan, tepat ketika warga kota bersiap menyambut Tahun Baru – libur tahunan terbesar di Rusia.

Reuters melansir, jendela-jendela apartemen pun pecah karena ledakan dari bus itu. “Ini hari kedua kota kami dibom. Kami sekarat. Ini mimpi buruk. Apa yang harus kami lakukan sekarang? Jalan begitu saja?” kata seorang wanita di dekat lokasi ledakan dengan suara bergetar dan wajah berurai air mata.

Perempuan lain bernama Olga yang bekerja di dekat lokasi ledakan mengatakan, ia melihat asap dan selanjutnya orang-orang bergeletakan di jalan. “Sopir bus terlempar jauh. Dia masih hidup dan mengerang. Tangan dan bajunya penuh darah,” ujar dia.

Kementerian Luar Negeri Rusia mengutuk dua pengeboman yang terjadi di Volgograd hanya dalam kurun waktu 24 jam. Rusia menyebutnya sebagai aksi terorisme. Bom pertama meledak di stasiun kereta api dan menewaskan 17 orang, Minggu 29 Desember 2013. Bom kedua di bus troli meledak di dekat pasar pusat kota dan menewaskan 14 orang, Senin 30 Desember 2013.

Penyidik mengatakan, bom di bus troli identik dengan bom di stasiun kereta. Artinya, dua peristiwa pengeboman itu terkait. Sampai saat ini, belum ada kelompok yang menyatakan bertanggung jawab atas dua ledakan bom di Volgograd.

Komite Investigasi Federal menduga bom bunuh diri pertama di stasiun kereta melibatkan seorang pria. Dalam olah tempat kejadian perkara, petugas menemukan jari laki-laki dengan pin dan granat. Awalnya penyidik menduga pengebom bunuh diri itu wanita asal Dagestan – daerah pusat militan Islam di Kaspia.

Kantor berita Interfax mengutip sebuah sumber yang menduga pengebom bunuh diri pertama adalah mualaf Rusia yang pindah ke Dagestan untuk bergabung dengan kaum militan pada awal 2012.

Volgograd bukan kali ini saja diguncang bom. Oktober 2013, seorang wanita asal Dagestan bernama Naida Asiyalova menewaskan tujuh orang dalam ledakan bom bunuh diri – yang juga dilakukan dalam bus.

Target gagalkan Olimpiade

Analis Moskow Carnegie Centre, Dmitry Trenin, mengatakan teroris di Volgograd tak hanya ingin menebar ketakutan terhadap warga kota. Mereka punya tujuan lebih luas, yakni meneror orang-orang di belahan dunia lain yang hendak pergi ke Rusia dalam rangka Olimpiade Musim Dingin. Olimpiade itu akan digelar di Sochi, sebuah resor di Laut Hitam, ujung barat Kaukasus, sekitar 700 kilometer dari barat daya Volgograd, pada 7-23 Februari 2013.

Sebelumnya dalam sebuah video online yang diunggah Juli 2013, pemimpin pemberontak Chechnya yang ingin mendirikan negara Islam dan memisahkan diri dari Provinsi Volgograd, mendesak militan mengerahkan kekuatan penuh untuk mencegah terselenggaranya Olimpiade Sochi.

Saat ini kecurigaan terarah ke militan Kaukasus Utara yang pernah menyerang Moskow dan kota-kota Rusia lainnya. Kemlu Rusia meminta dunia untuk berdiri bersama melawan teroris dan Doku Umarov – panglima perang Chechnya yang memimpin pemberontakan di Kaukasus Utara.

Anggota DPR Salut Kejagung Berani Usut Dugaan Korupsi di Sektor Tambang

“Kami akan melanjutkan perjuangan secara konsisten melawan musuh berbahaya yang hanya dapat dihentikan dengan kekuatan bersama,” demikian pernyataan yang dilansir Kemlu Rusia.

Rusia menyamakan pengeboman Volgograd dengan serangan di Amerika Serikat, Suriah, Afghanistan. Di masa lalu, Rusia pernah mengeluhkan negara-negara Barat yang tidak menganggap militan Kaukasus Utara sebagai ancaman.

AS kini menyatakan dukungannya pada Rusia. “Amerika Serikat berdiri dalam solidaritas bersama rakyat Rusia untuk memberantas terorisme. Pemerintah AS juga menawarkan dukungan penuh bagi pemerintah Rusia dalam persiapan keamanan Olimpiade Sochi,” kata Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, Caitlin Hayden. (eh)

Pemain Timnas Indonesia, Justin Hubner

Drama Penalti Diulang Justin Hubner hingga Penalti Gagal Bikin Deg-degan Suporter Timnas

Duel Timnas Indonesia U-23 melawan Timnas Korea Selatan U-23 di perempat final Piala Asia U 23 benar-benar membuat jantungan suporter Timnas

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024