Hotel Mewah di Somalia Diguncang Tiga Ledakan Bom, 11 Tewas

Militer Somalia.
Sumber :
  • REUTERS/Feisal Omar
VIVAnews
Sandra Dewi Ngaku Takut Tuhan, Suami Malah Korupsi Rp271 Triliun
– Tiga bom meledak dalam kurun waktu satu jam di luar Jazeera Palace Hotel, Mogadishu, Somalia, Rabu 1 Januari 2013. Hotel mewah itu sering dikunjungi oleh pejabat pemerintah dan berlokasi di daerah yang dijaga ketat aparat keamanan.

Kowani Kaji Uji Materi Aturan Pembagian Harta Bersama yang Merugikan Perempuan

Reuters
KPU: Andai Anies-Cak Imin Menang, Apa Tetap Persoalkan Pencalonan Gibran?
melansir, sedikitnya 11 orang tewas dalam ledakan itu. Hotel Jazeera adalah salah satu tempat teraman di ibu kota Somalia. Serangan terhadap hotel itu memperlihatkan betapa serius tantangan kemanan yang dihadapi Presiden Hassan Sheikh Mohamud – yang ketika terpilih tahun lalu dieluk-elukkan banyak orang. Mohamud dipercaya bakal sukses mengakhiri konflik yang telah berlangsung dua dekade di negeri itu.

Bom pertama dan bom kedua meledak secara beruntun di luar hotel itu, diikuti rentetan tembakan senjata dari pasukan kemanan Somalia. Sementara bom ketiga meledak sekitar satu jam kemudian. Bom ketiga itu meledak dari dalam sebuah mobil yang diburu oleh militer.


Polisi menduga bom pertama atau kedua merupakan bom bunuh diri. Sampai saat ini belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas tiga ledakan bom di luar Hotel Jazeera.


Memang kelompok pemberontak Islam, al Shabaab, selama dua tahun terakhir ini, mengancam akan menyerang Mogadishu. Tapi belum bisa dipastikan siapa pelaku pemboman ini, kelompok itu atau bukan.  Al Shabaab adalah kelompok militan yang pada September 2013 menyerang Mal Westgate di Nairobi, Kenya, dan menewaskan lebih dari 60 orang.


Abdullahi Hussein, warga yang tinggal 300 meter dari Hotel Jazeera, mengatakan mendengar ledakan keras disusul berondongan tembakan pasukan keamanan.  “Setelah beberapa menit kemudian, ledakan lain terjadi dan terdengar lebih banyak tembakan lagi,” kata dia.


Direktur layanan ambulans swasta, Abdikadir Abdirahman, mengatakan setidaknya 11 orang tewas dan 17 orang lainnya terluka.


Serangan ini sungguh membuat malu pemerintah Somalia yang amat bergantung pada pasukan penjaga perdamaian Arfika. “Tahun ini, 2014, kami akan memperkuat kekuatan pasukan Somalia dan memberantas ekstremis,” kata Perdana Menteri Somalia Abdiweli Sheikh Ahmed yang baru menjabat.


Pasukan penjaga perdamaian Afrika membantu menghalau militan al Shabaab keluar dari ibu kota Somalia pada Agustus 2011. Mereka juga berhasil mengusir kelompok itu dari kota-kota besar lainnya. Tapi al Shabaab masih berkuasa di beberapa daerah pedesaan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya