Usir Kapal Imigran, Australia Akui Langgar Wilayah Laut RI

Kapal imigran Afghnistan yang terdampar di Pantai Wonogoro, Malang
Sumber :
  • ANTARA

VIVAnews - Pemerintah Australia hari ini mengakui bahwa kapal militernya beberapa kali melanggar batas maritim Indonesia. Langkah ini, ungkap Canberra, beberapa kali terjadi saat berupaya menghalau datangnya kapal-kapal pengangkut imigran gelap yang masuk ke perairan Australia.

Menurut kantor berita Reuters, pengakuan itu dilontarkan Menteri Imigrasi Scott Morrison. Dia mengaku awal pekan ini mendapat informasi soal "pelanggaran yang kurang berhati-hati" itu. Namun, pihak berwenang Australia langsung menginformasikannya kepada militer Indonesia, dalam hal ini TNI Angkatan Laut.

"Kami sangat menyesal akan hal itu dan telah menyampaikan maaf," kata Morrison kepada para wartawan. "Namun pemerintah Australia tetap berkomitmen melanjutkan kebijakan menghentikan kapal-kapal [pembawa imigran gelap] itu," lanjut Morrison. 

Letnan Jenderal Angus Campbell, kepala "Operasi Penegakan Perbatasan" yang bertanggungjawab menghalau para kapal imigran gelap, juga mengaku bahwa pelanggaran teritorial itu terjadi dalam beberapa hari. Namun, dia menolak memberi penjelasan lebih lanjut.

Mengusir kapal-kapal pembawa imigran gelap ke perairan Indonesia ini merupakan kebijakan kontroversial pemerintah Australia di bawah Perdana Menteri Tony Abbott. Belakangan ini pemerintah Australia juga tidak mau transparan soal bagaimana dan berapa kapal-kapal itu diusir oleh pihak berwenang, yang melibatkan militer.

Kapal-kapal ini diduga berangkat dari Indonesia secara ilegal. Sebelumnya, Australia menjalin kerjasama dengan Indonesia soal penanganan imigran gelap, namun kemitraan itu dibekukan sementara waktu setelah Jakarta marah kepada Canberra soal skandal penyadapan.

Nikita Mirzani Nilai Kelakuan Lolly Semakin Memperburuk Keadaan
Sementara itu, lembaga PBB urusan pengungsi memperingatkan Australia bahwa cara mereka menghalau para imigran bisa melanggar hukum internasional, dengan memaksa kapal-kapal itu kembali ke Indonesia tanpa memperhatikan keselamatan orang-orang itu.

Beredar Foto Sempat Bertemu PM Israel Netanyahu, Gus Yahya: Pertemuan Diplomatik

Mereka rata-rata berasal dari negara-negara yang sudah dilanda konflik, seperti Afganistan, Sudan (Darfur), Pakistan, Somalia, dan Suriah. Para imigran itu ingin ke Australia untuk mendapat kehidupan yang lebih baik dengan menjadikan Indonesia sebagai tempat singgah. Mereka rela keluar uang banyak untuk membayar penyelundup agar bisa naik ke kapal walau dengan kondisi yang memprihatinkan. (sj)

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan [dok. Instagram @luhut.pandjaitan]

Luhut Sebut Apple Juga Sangat Tertarik Investasi di IKN

Luhut juga menegaskan bahwa Apple juga sangat tertarik investasi di bidang Artificial Intellegence (AI) di IKN.

img_title
VIVA.co.id
18 April 2024