Ukraina Semakin Membara, Lima Demonstran Tewas

Bentrokan aparat keamanan dan demonstran di Kiev, Ukraina
Sumber :
  • REUTERS/Gleb Garanich
VIVAnews -
Viral Tukang Parkir Liar Minimarket Getok Tarif Rp 15 Ribu buat THR
Demonstrasi di Ukraina menuntut pemerintahan dibubarkan memasuki saat terkelamnya pekan ini sejak dimulai November tahun lalu. Lima orang demonstran dilaporkan tewas dalam bentrokan dengan polisi di ibukota Kiev.

Indonesia Lifts Restrictions on Migrant Workers' Carry-on Goods

Seperti diberitakan
Anggota Polres Yahukimo Dibunuh OTK, Banyak Luka Tusuk di Tangan hingga Leher
News.com.au , Kamis 23 Januari 2014, bentrokan terjadi saat polisi menyerbu barikade demonstran di Kiev. Aksi ini dibalas dengan hujan molotov dan batu ke arah aparat. Para demonstran bahkan membuat sendiri ketapel model abad pertengahan untuk melayangkan batu-batu besar.


Pusat bentrokan terjadi di Jalan Grushevski yang selama tiga hari terakhir ini telah diduduki ribuan demonstran dan ratusan petugas keamanan. Situasi memanas setelah aparat menggunakan gas air mata dan ganat kejut, berusaha menggiring demonstran kembali ke lokasi awal.


Aksi ini dibalas oleh pembakaran ban, dan lemparan Molotov. Langit Kiev malam itu memerah akibat banyaknya ban yang terbakar.


Menurut tim medis kubu oposisi, lima orang demonstran tewas dalam aksi tersebut. Empat diantaranya tewas dengan luka tembak. Sementara seorang lainnya menemui ajal karena terjatuh dari gerbang masuk stadion Dynamo Kiev. Namun pemerintah hanya merilis dua orang yang tewas.


Dalam bentrokan Selasa dan Rabu kemarin, sekitar 1700 orang terluka. Massa semakin marah ketika Presiden Ukraina Viktor Yanukovych masih enggan bergabung dengan Uni Eropa. Menurut demonstran, Yanukovych takluk di bawah kaki Rusia yang mengancam bea impor tinggi jika negara pecahan Soviet itu bergabung dengan UE.


Akibat kekerasan di Ukraina, Amerika Serikat dan Uni Eropa ambil tindakan. Uni Eropa mengancam Ukraina akan mengambil langkah-langkah untuk menghentikan kekerasan di Urkaina dan menghukum pemerintah yang melawan rakyatnya.


Sementara AS telah mencabut visa beberapa warga Ukraina yang terlibat dalam kekerasan terdapat demonstran pada November dan Desember tahun lalu.


Di lain pihak, Rusia mengecam keras keterlibatan UE dan AS dalam kisruh Ukraina. Menurut Rusia, kekerasan di negara itu terjadi karena campur tangan Barat.


"Pemerintah yang sah di Ukraina menghadapi campur tangan dari luar. Para ekstremis yang merupakan bagian dari oposisi telah melanggar konstitusi negara itu," kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Grigory Karasin.  (adi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya