Polisi Kantongi Identitas Pelempar Granat di Thailand

Massa anti pemerintah Thailand menduduki distrik bisnis di Bangkok
Sumber :
  • REUTERS/Athit Perawongmetha
VIVAnews - Polisi Bangkok berhasil mengidentifikasi tersangka pelaku pelempar granat ke arah massa demo anti pemerintah di Monumen Victory pada Minggu kemarin. Hal itu disampaikan oleh Wakil Kepala Polisi Nasional, Jenderal Ek Angsananon pada Rabu kemarin. 
Dekat dengan Banyak Wanita, Billy Syahputra Gerah Sering Dijodohkan

Harian Bangkok Post, Kamis 23 Januari 2014 melansir, polisi masih enggan membeberkan identitas tersangka. Mereka menyebut akan mengungkapnya setelah semua bukti dirasa telah cukup. 
Caleg Demokrat Fathi Lolos ke Senayan Bareng Melly Goeslaw dari Dapil Jabar I

Namun, polisi meyakini bahwa pelaku pelempar granat berasal dari kelompok sama yang menyerang pada Jumat kemarin di Jalan Banthat Thong. Kelompok ini, ujar Ek, juga menyerang kediaman pemimpin Partai Demokrat, Abhisit Vejjajiva dan pemimpin Komite Reformasi Rakyat Demokrat (PDRC), Issara Somchai. Ek pun memastikan tidak ada keterlibatan polisi atau militer dalam serangan tersebut. 
Daftar Harga Motor Vespa per Maret 2024

Sementara, kepala polisi kota telah memerintahkan penyelidikan terhadap pemimpin kaos merah di Pathum Thani, Wuthipong "Ko Tee" Kotchathamakhun, yang diduga terlibat dalam beberapa serangan terhadap massa anti pemerintah. 

Namun, belum diketahui dengan jelas apakah dua penemuan itu saling terkait atau tidak. Komisioner Polisi Biro Metropolitan, Kamronwit Thoopkrachang, mengatakan dia telah menginstruksikan polisi untuk memintai keterangan dari Wuthipong. 

Selain itu, polisi turut memeriksa dua tersangka pria yang ditangkap pada Rabu pagi kemarin di Distrik Bang Khen, terkait dengan serangan bom ke para pengunjuk rasa. Kedua tersangka itu diidentifikasi bernama Krisada Saephu dan Mongkol. 

Mereka ditahan akibat tertangkap tangan membawa 38 senapan buatan pistol dengan 35 peluru, tiga peluru dari kaliber yang berbeda, 23 alat peledak, dan sebuah pisau lipat. 

Namun, mereka berdalih dipekerjakan oleh seorang pria misterius yang bersedia membayar sebesar 5.000 Baht atau Rp1,8 juta apabila mereka bersedia membawa senjata itu ke area Saphan Mai. Di sana akan ada orang lain yang mengambil senjata tersebut. (eh)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya