Pemilu Thailand Digelar, Keamanan Diperketat

Tentara Thailand di Bangkok
Sumber :
  • REUTERS/Athit Perawongmetha
VIVAnews
DPP Berani Ungkap Indonesia sedang Dilanda Krisis Paling Berbahaya
- Pemilihan umum di Thailand akhirnya digelar di bawah penjagaan ketat aparat keamanan. Tempat pemungutan suara di beberapa lokasi sudah buka sejak pukul 08.00 waktu setempat. Lebih dari 47 juta penduduk Thailand yang terdaftar diprediksi akan menggunakan hak suara mereka.

Prediksi Semifinal Piala FA: Coventry City vs Manchester United

Dilansir dari harian
Rumah di Bangkalan Hancur Usai Petasan Meledak, 3 Orang Jadi Korban
Bangkok Post, Minggu 2 Februari 2014, pemilu yang telah berjalan dua jam lebih ini berjalan lancar. Kendati begitu, tempat pemungutan suara di beberapa bagian di selatan Thailand diprediksi tidak dapat berfungsi lantaran diblokir massa anti pemerintah.


Salah satu yang telah menggunakan hak suaranya yakni Perdana Menteri sementara, Yingluck Shinawatra. Dia tiba di sekitar pukul 08.10 dan menggunakan hak suaranya di tempat pemungutan di Sekolah Khlong Lamchiak di Distrik Bung Kum.


Berdasarkan daftar pemilih, Yingluck tercatat ada di nomor antrian 174.


Personil polisi dan tentara militer dalam jumlah besar dikerahkan untuk menjaga keamanan di tempat pemungutan itu. Pengamanan ketat juga terlihat di kediaman Yingluck di daerah Soi Yothin Pattana 3.


Setelah menggunakan hak suaranya, Yingluck kemudian meminta kepada rakyat Thailand agar melakukan hal yang sama dan datang ke tempat pemungutan. Lalu Yingluck dan anggota kabinet demisioner lainnya akan memantau jalannya pemilu hari ini di kantor yang terletak di Kementerian Pertahanan di Muang Thong Thani di Jalan Chaeng Wattana.


Untuk mengamankan pemilu ini, pemerintah demisioner mengerahkan 130 ribu personel polisi dan lima ribu tentara ke seluruh area Thailand untuk menjaga sekitar 93 ribu TPU.


Pemilu tersebut tetap digelar di bawah ancaman unjuk rasa terbesar yang dilakukan massa Komite Reformasi Rakyat Demokrat (PDRC). Mereka berencana untuk turun ke jalan-jalan di ibukota Bangkok demi mencegah pemilih untuk menuju ke tempat pemungutan.


Sebelumnya pada Sabtu kemarin, kericuhan kembali terjadi di Distrik Laksi. Saat itu terjadi perkelahian antara massa pro pemerintah yang berusaha masuk ke dalam sebuah gedung yang menyimpan surat suara.


Sementara massa anti pemerintah telah memblokir gedung itu.  Alhasil aksi tembak menembak pun tidak dapat dihindari. Para pejalan kaki dan jurnalis terpaksa berlari dan mencari perlindungan.


Aksi tembak menembak yang berlangsung selama 30 menit itu melukai enam orang. Dua di antaranya merupakan jurnalis asal Thailand dan Amerika Serikat.


Jurnalis asal AS, James Nachtwey, terluka di bagian kaki. Namun dia menyebut itu bukan luka yang serius.  "Saya menganggap diri saya cukup beruntung," kata Nachtwey kepada harian
Wall Street Journal.
(eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya