Pekerja Kereta London Mogok, Jutaan Penumpang Terlantar

Pegawai kereta di London mogok, jutaan penumpang terlantar
Sumber :
  • Twitter
VIVAnews -
Maliq & D’Essentials hingga Dewa 19 Hibur Ribuan Penonton di Soul Intimate Concert 2.0
Jutaan penumpang terlantar akibat mogoknya para pekerja layanan kereta bawah tanah London, Inggris. Mogok ini dipicu rencana pemerintah yang mengancam pekerjaan 1.000 pekerja kereta bawah tanah.

Lecehkan Istri Pasien, Oknum Dokter di Palembang Jadi Tersangka

Diberitakan
Konser Hari Ini, Intip Suasana Menjelang Konser TVXQ di Indonesia
Reuters , Selasa 4 Februari 2014 waktu setempat, jaringan rel kereta bawah tanah tertua di dunia ini akan kosong dari pekerja mulai Selasa malam hingga Kamis malam waktu setempat. Padahal setiap harinya, layanan ini digunakan lebih dari tiga juta pengguna.


Aksi mogok ini dimotori oleh Serikat Transportasi Rel dan Maritim (RMT) dan Asosiasi Staf Pengupahan Transportasi (TSSA). Mereka memprotes rencana pemerintah menutup kantor tiket yang membuat 1.000 pekerja terancam dipecat.


Akibat aksi mogok ini, beberapa stasiun bawah tanah terpaksa ditutup, salah satunya adalah stasiun Baker Street. Padahal, sedari pagi sudah ratusan penumpang yang berkerumun di depan gerbang stasiun ini.


"Frustrasi terlihat di wajah beberapa komuter di stasiun Baker Street saat melihat gerbang masih ditutup. Akhirnya antrean panjang untuk bus terlihat," kata presenter
BBC
, Sonja Jessup.


Meski demikian, masih ada beberapa kereta yang beroperasi walaupun jumlahnya sedikit. Akibatnya, kereta itu penuh sesak, tidak mampu lagi menampung penumpang saat tiba di stasiun wiayah utara London. Beberapa orang akhirnya memilih naik bus, yang tidak kalah sesaknya.


Perusahaan operator kereta Transport for London (TfL) mengatakan bahwa mereka masih tetap pada rencana awal menutup kantor tiket. Menurut TfL, langkah ini akan menghemat anggaran hingga 50 juta pound sterling atau lebih dari Rp994 miliar per tahun.


Rencananya, jika tuntutan mereka tidak dipenuhi, para pegawai akan kembali menggelar aksi mogok pekan depan pada 11 -14 Februari. Menurut pengamat, aksi mogok ini berpotensi merugikan pemerintah hingga 50 juta pound sterling per hari. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya