- REUTERS/Kyodo
VIVAnews - Sebuah hasil survei tahunan yang dirilis oleh penyelenggara jajak pendapat Gallup menempatkan Korea Utara sebagai negara yang paling tidak disukai oleh warga negara Amerika Serikat. Dari 1.023 warga AS yang disurvei, hanya sekitar 11 persen saja yang memiliki opini positif mengenai negara yang dipimpin Kim Jong-un itu.
Dilansir dari stasiun berita Channel News Asia, 20 Februari 2014, ini merupakan kali pertama Korut mengambil alih posisi juru kunci dari Iran sejak tahun 2004 silam dalam daftar negara yang punya nilai positif. Sementara, Iran yang sebelumnya hanya meraih suara 9 persen, pada tahun ini meraih opini positif lebih tinggi ke angka 12 persen.
Dalam daftar 22 negara yang disurvei, di atas Iran terdapat Suriah dan Afghanistan, sebagai dua negara yang juga tidak begitu memperoleh opini positif dari warga AS. Masing-masing meraih opini positif dari warga sebanyak 13 persen dan 14 persen.
Survei itu dilakukan pada tanggal 6 hingga 9 Februari 2014, atau tepat sehari sebelum hasil temuan PBB menunjukkan bahwa negara totaliter itu telah berbuat tindak kejahatan kemanusiaan. Kim Jong-un bisa saja ditahan akibat hasil temuan PBB itu.
Persepsi warga AS terhadap Korut tidak banyak berubah sejak mantan Presiden George W. Bush melabeli negara komunis itu sebagai negara anggota "poros setan". Kalimat itu terlontar saat Bush menyampaikan pidato kenegaraan.
Sementara, dilansir dari situs resmi Gallup, persepsi berbeda justru terlihat dari perolehan opini positif untuk Korea Selatan. Negeri Ginseng meraih 64 persen opini positif dari publik AS.
Dalam pandangan warga AS, Korsel selalu tumbuh stabil dan lebih positif dengan perolehan awal 50 persen opini positif di tahun 2001 silam.
Perubahan opini terhadap Iran, mulai terjadi ketika di bulan Juni 2013 kemarin, Iran dipimpin oleh Presiden Hassan Rouhani. Saat dipimpin Rouhani inilah, Iran berhasil membuat sebuah terobosan dengan sebuah perjanjian tentatif dengan AS dan lima negara adidaya lainnya terkait program nuklir.
Rusia Turun
Penurunan terbesar terlihat pada Rusia. Negara yang dipimpin Presiden Vladimir Putin itu kehilangan 10 poin, menjadi 34 persen opini positif. Hal itu diduga karena berbagai macam isu, mulai dari pembatasan terhadap kaum homoseksual hingga krisis politik Ukraina.
Negara lain yang justru mengalami kenaikan signifikan diraih oleh India. Sebanyak 72 persen publik AS memiliki opini positif terhadap India khususnya isu ketegangan diplomatik antara kedua negara diekspos ke publik. Saat itu AS menahan seorang diplomat India yang berujung pada deportasi sang diplomat kembali ke negaranya.
Sementara lima negara di posisi teratas yang memiliki opini positif dari publik AS yakni, Kanada (93 persen), Inggris (90 persen), Jerman (81 persen), Jepang (80 persen) dan Prancis (78 persen).
Survei ini dilakukan kepada 1.023 responden dewasa yang tinggal di 50 negara bagian di AS dan Distrik Kolumbia. Dari hasil tersebut, memiliki tingkat kepercayaan 95 persen. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara melalui telepon. (ren)