Soal Ukraina, Barat dan Rusia Sepakat Tidak Perang

Rusia Siap Invasi Ukraina
Sumber :
  • REUTERS/Maks Levin
VIVAnews -
5 Makanan yang Bisa Menurunkan Kadar Gula Darah untuk Penderita Diabetes
Negara-negara Barat dan Rusia tidak mencapai kesepakatan dalam perundingan membahas meningkatnya ketegangan di Ukraina menyusul invasi Rusia di Crimea. Namun, para menteri luar negeri negara-negara tersebut satu suara soal jalur penyelesaian diplomatis, ketimbang menggunakan senjata.

Persib vs Bhayangkara FC Imbang, Begini Komentar Bojan Hodak

"Seluruh pihak menyepakati pentingnya menyelesaikan masalah ini melalui dialog," kata Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry usai pertemuan dengan menlu Inggris, Prancis, Jerman dan Rusia di Paris, Rabu waktu setempat, dikutip
Golkar: Kabinet Tidak Boleh Dibatasi karena Prerogatif Presiden
CNN .


Kerry mengatakan bahwa pertemuan menandai dimulainya tahapan negosiasi dan menyebutnya "sangat konstruktif." Sikap optimistis juga ditunjukkan oleh Menlu Prancis Laurent Fabius yang mengatakan bahwa untuk pertama kalinya sebuah proses mencari solusi mulai berjalan.


Pertemuan ini digelar selang beberapa hari setelah ketegangan di semenanjung Crimea saat ribuan pasukan Rusia menguasai gedung pemerintah dan barak militer Ukraina. Pemerintahan Presiden Vladimir Putin membantah hal ini, namun menegaskan bahwa Rusia berhak melindungi warga etnis Rusia di wilayah otonomi Ukraina tersebut.


Perdana Menteri Ukraina Arseniy Yatsenyuk mengaku telah berbicara langsung pada PM Rusia Dmitry Medvedev soal solusi diplomatik. Namun dia mengaku khawatir jika langkah diplomasi gagal dan akan berlanjut pada aksi militer.


"Kami punya dua opsi yang ditawarkan. Pertama adalah opsi politik, dan kedua militer. Saya kira yang terbaik adalah menggunakan seluruh perangkat politik dan diplomasi untuk mengatasi krisis ini dan menghentikan invasi."


"Agresi militer tidak akan membawa kita kemana-mana," kata Yatsenyuk.


Sementara itu, situasi di Crimea semakin mencekam, seperti dituturkan utusan khusus PBB untuk Ukraina, Robert Serry. Saat dikirim ke kota Sevastopol, Crimea, Serry mengatakan bahwa dia dicegat oleh .


Serry dipaksa masuk ke dalam mobil dan pergi. Lalu dia selama beberapa jam terpaksa mendekam di sebuah kafe saat demonstrasi memenuhi jalan di luar. Dia berhasil keluar setelah mendapat pengawalan menuju bandara dan dipaksa meninggalkan negara itu.


"Ukraina akan menjadi ancaman jika jurang antara Timur dan Barat semakin luas daripada menyempit. Ada banyak rasa tidak percaya yang hanya bisa diatasi jika kita sekarang menemukan mekanisme bagi rakyat agar bisa bicara," kata Serry. (adi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya