Venezuela Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Panama

Presiden Venezuela, Nicolas Maduro.
Sumber :
  • REUTERS/Jorge Silva
VIVAnews -
Presiden Direktur P&G Indonesia Sebut Prospek Masa Depan Indonesia Cerah 
Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, memutuskan hubungan diplomatik dengan Panama. Langkah ini dilakukan menyusul rencana Panama menggelar pertemuan Organisasi Negara Amerika untuk membahas kerusuhan di Venezuela.

Superchallenge Supermoto Race 2024 Segera Dimulai, Yogyakarta Tuan Rumah Seri Perdana

Berbicara pada peringatan setahun kematian mantan Presiden Hugo Chavez, Rabu waktu setempat, Maduro mengatakan, tidak hanya hubungan diplomatis yang diputuskan melainkan juga kemitraan ekonomi.
MPV Semewah Alphard Ini Bisa Melesat Sekencang Mobil Sport


"Semua hubungan di bidang perdagangan dan ekonomi juga akan saya bekukan mulai saat ini," kata Maduro, diberitakan
BBC
.


Maduro menuduh, pemerintahan Panama yang kini berkuasa berupaya untuk menggulingkan pemerintahannya. "Tidak ada satu pun yang melakukan tindak konspirasi dan ingin mengintervensi negara kami, lalu bisa lolos dari hukuman," tegas Maduro dilansir laman
Deutsche Welle
.


Dia turut mengecam Presiden OAS, Jose Miguel Insulza, yang menyarankan agar kelompok pemantau bisa dikirim ke Venezuela untuk melihat aksi unjuk rasa di negara itu. Hal itu malah tidak akan bermanfaat banyak bagi pemerintahannya dan kelompok oposisi.


Beberapa pemimpin negara Amerika Latin seperti Presiden Bolivia Evo Morales, Presiden Nicaragua Daniel Ortega, dan Presiden Kuba Raul Castro, yang turut hadir dalam peringatan itu terkejut mendengar pengumuman Maduro.


Pihak yang paling terkejut mendengar informasi itu tentu Presiden Panama, Ricardo Martinelli. Martinelli membantah bahwa negaranya coba mencampuri urusan Venezuela.


"Panama hanya berharap bahwa saudara kami di Venezuela bisa menemukan kedamaian dan kekuatan dalam demokrasinya," ungkap Martinelli.


"Langkah yang diumumkan oleh Presiden Maduro, seharusnya tidak menjadi alat pengalih yang ditujukan menyembunyikan kebenaran yang sesungguhnya," lanjut Martinelli lagi.


Sebelumnya, pada bulan Februari, Venezuela sudah lebih dulu mengusir tiga diplomat AS karena diduga memicu aksi unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa.


Setidaknya 18 orang tewas dalam aksi unjuk rasa yang hampir terjadi setiap hari di Venezuela sejak Februari kemarin. Demonstran mengeluhkan tingginya tingkat kejahatan, inflasi yang meroket dan menipisnya persediaan kebutuhan pokok. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya