Menlu Iran di Jakarta: Kami Tak Akan Hentikan Progran Nuklir

Menlu Iran Mohammad Javad Zarif dan Menlu RI Marty Natalegawa
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Fanny Octavianus

VIVAnews - Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, menegaskan negaranya tidak akan menghapuskan program nuklir. Menurut dia, Iran hanya menggunakan nuklir untuk kepentingan perdamaian.

Selain itu, program nuklir Iran transparan dengan mengizinkan tim dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) untuk memeriksa beberapa lokasi pengayaan uranium Iran. Demikian ungkap Javad, ketika memberikan keterangan pers bersama Menlu Marty Natalegawa di Kementerian Luar Negeri, pada Kamis, 6 Maret 2014.

"Kami tidak akan menghapus atau menutup program nuklir. Titik. Dengan menghapus program tersebut, bukan malah memberikan solusi. Kami punya kemampuan, ilmu dan teknologi untuk memastikan bahwa hal tersebut hanya digunakan untuk perdamaian," tegas Javad.

Menurut Javad, seharusnya tidak perlu lagi ada negara yang meragukan komitmen itu, karena Pemerintah Iran pun memberikan akses kepada pemantau internasional untuk masuk ke Iran.

Mobil Angkot Andalan Masyarakat Ini Segera Berusia Emas

Dalam kesempatan itu, Javad turut mengkritik komitmen negara-negara anggota yang tergabung perjanjian non proliferasi (NPT). Javad mengatakan NPT dulu dibentuk di atas tiga pilar yakni non proliferasi, pelucutan senjata, dan kepentingan.

"Sayangnya, negara-negara itu benar-benar melupakan bagian pelucutan senjata," kata dia.

Javad menegaskan cara untuk membuat dunia aman yakni setiap negara tidak diizinkan untuk memiliki senjata nuklir.

"Tapi, yang justru paling membuat saya heran, ada negara yang memiliki nuklir lalu tetap mengembangkannya dan berbicara kepada negara lain agar negara itu melucuti nuklirnya. Justru, ini kontradiksi di mata saya," kata dia.

Pada tahun 2013 kemarin, Iran menorehkan sejarah baru bersama enam kekuatan dunia yang disebut P5+1. Dalam perjanjian itu, tertulis bahwa Iran sepakat untuk membatasi pengayaan uranium tidak lebih dari lima persen.

Sebagai imbal baliknya, Iran akan mendapatkan bantuan sanksi sebesar US$7 miliar atau setara Rp8,18 triliun. Artinya, Iran tidak akan menghadapi sanksi lebih lanjut dalam enam bulan apabila mematuhi kesepakatan tersebut, alias tidak membuat senjata nuklir.

Perkembangan terbaru lainnya terjadi pada 20 Februari 2014 kemarin di Wina. Enam negara dunia dan Iran berhasil mencapai kesepakatan terkait kerangka kerjasama negosiasi terkait program nuklir Iran.

Kendati Iran telah mencapai kesepakatan soal program nuklir, namun keraguan tetap muncul dari Amerika Serikat dan negara sekutunya. Dilansir dari kantor berita CNN, seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS dan juru runding, Wendy Sherman, mengatakan hasil akhir dari kesepakatan Wina bergantung dari langkah konkret yang diambil Iran untuk mencegah membuat senjata nuklir.

Hwang Sun-hong,

Pelatih Korea Selatan Puji Shin Tae-yong dan Timnas Indonesia U-23 Setinggi Langit

Timnas Indonesia U-23 dan Korea Selatan akan berhadapan di babak perempat final Piala Asia U-23 2024. Jelang laga itu, pelatih Korea Selatan memberikan pujian.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024