Besok, Venesia Putuskan Pisah atau Tetap Masuk Italia

Venesia Travel
Sumber :
  • REUTERS/Manuel Silvestri

VIVAnews - Venesia, kota berjulukan seribu kanal, mengumumkan akan menggelar referendum untuk memisahkan diri dari Italia dan menjadi negara merdeka. Terinspirasi dari pergolakan politik yang gencar dilakukan Skotlandia serta Crimea, warga Venesia pun ingin menjadikan kawasannya sebagai daerah mandiri. 

Komentar Calon Kiper Timnas Indonesia Usai Bawa Inter Milan Sabet Scudetto

Prediksi Pertandingan Premier League: Brighton vs Manchester City

Referendum untuk memutuskan Venesia merdeka atau tetap menjadi bagian dari Italia akan digelar besok, Minggu 16 Maret 2014, bersamaan dengan referendum Crimea yang berniat berpisah dengan Ukraina dan bergabung dengan Federasi Rusia.

Sebelum menjadi bagian dari Italia, Venesia adalah negara mandiri yang dikenal dengan nama Serenissima Repubblica di Venezia. Kawasan cantik yang dihubungkan kanal dan ratusan jembatan tersebut bahkan disinyalir telah berusia 1.000 tahun sebelum akhirnya dikuasai Napoleon Bonaparte dan diserahkan pada Italia. 

KPK Sebut Prabowo Subianto Tak Perlu Setor Nama-Nama Calon Menterinya

Dilansir Daily Mail, Jika referendum memutuskan merdeka, maka Venesia akan memproklamirkan diri sebagai Repubblica Veneta atau Republik Venesia. Mereka yang akan termasuk ke dalam republik baru ini adalah lima juta penduduk wilayah Veneto di timur laut Italia, begitu juga dengan para penduduk di wilayah Lombardy, Trentino dan Friuli-Venezia Giulia. 

Survei terbaru yang dilakukan lembaga independen di Venesia menyebutkan bahwa dua pertiga penduduk Venesia menginginkan perpisahan dengan Italia. Salah satu alasannya adalah membebaskan mereka dari pajak tinggi yang dibebankan pemerintah Italia.

Federico Caner, Pemimpin Kelompok Separatis Kanan Lega Nord mengatakan Veneto punya sejarah, identitas dan budaya sendiri.

"Sebelum Italia menjadi negara, Venesia sudah menjadi republik selama 1.000 tahun. Kami punya sejarah, identitas, dan budaya sendiri. Kami bahkan punya bahasa sendiri," paparnya. 

Caner juga menyebutkan bahwa Venesia harus membayar lebih dari 20 miliar euro kepada peemrintah pusat Italia di Roma. Jauh lebih besar daripada pelayanan dan keuntungan yang mereka terima. 

"Kendatipun Venesia sudah punya identitas sendiri, warga Venesia kurang nasionalis dan kami menderita akibat krisis ekonomi. Kini pajak yang dibebankan pemerintah pusat menambah penderitaan kami. Pajak itu membunuh ekonomi Venesia, bisnis banyak yang gulung tikar dan departemen sipil serta kesehatan tidak punya uang untuk mengurus warga," terang Caner. 

Referendum warga Venesia diatur secara online oleh para aktivis di situs Plebiscito.eu, sementara mereka yang ingin melakukan pemilihan secara manual bisa melakukannya ke bilik pemilihan, melalui pos atau telepon. Selain itu, warga Venesia juga akan ditanya apakah mereka ingin negara mereka bergabung dengan Uni Eropa serta NATO dan menggunakan Euro sebagai mata uang mereka.

"Situasi di Venesia sekarang ini tidak bisa dipertahankan," ujar salah satu aktivis yang juga mengatur jalannya referendum, Gianluca Busato. "Sebelumnya, warga Venesia sangat loyal pada Italia, namun kini mereka merasa dikhianati," tambahnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya