Crimea Pilih Gabung ke Rusia, Barat Siapkan Sanksi

Para warga di Crimea memilih bergabung ke Rusia
Sumber :
  • REUTERS/Thomas Peter
VIVAnews -
JK Sebut Golkar Partai Terbuka, Tak Masalah Jika Jokowi-Gibran Gabung
Hampir seluruh rakyat Crimea memilih bergabung dengan Rusia dan berpisah dari Ukraina pada hasil referendum Minggu kemarin. Atas keputusan ini, Barat semakin berang dan mengancam akan menjatuhkan sanksi pada Rusia yang mereka sebut melanggar konstitusi.

Umat Buddha Akan Rayakan Waisak 2568 BE dengan Tema Kesadaran Atas Keberagaman

Diberitakan
Istri Bintang Emon Positif Narkoba Gegara Hal Ini
Reuters , Senin 17 Maret 2014, ketua referendum Crimea, Mikhail Malyshev, mengatakan bahwa dari penghitungan 75 persen, 95,7 persennya memilih untuk bergabung dengan Rusia. Sebanyak 83 persen dari 2 juta rakyat Crimea ikut serta dalam referendum.


"Hasil referendum di Crimea jelas menunjukkan bahwa rakyat Crimea ingin melihat masa depan mereka hanya menjadi bagian dari Rusia," kata anggota parlemen majelis rendah Rusia, Sergei Neverov.


Hasil referendum ini membuat negara-negara Barat berang. Hubungan Amerika Serikat dan Rusia akibat konflik Crimea ini seperti saat Perang Dingin. Presiden Barack Obama mengatakan bahwa referendum Crimea tersebut tidak akan diakui oleh AS.


"Presiden Obama menekankan bahwa referendum Crimea yang melanggar konstitusi Ukraina dan dilakukan di bawah intervensi militer Rusia, tidak akan diakui oleh Amerika Serikat dan komunitas internasional," ujar pernyataan Obama yang dibacakan pejabat Gedung Putih.


Atas tindakan Rusia ini, AS mengancam akan menjatuhkan sanksi pada Rusia.


"Obama menekankan bahwa tindakan Rusia melanggar kedaulatan dan integritas wilayah, karena itu, setelah berkoordinasi dengan mitra Eropa, kami mempersiapkan sanksi bagi Rusia," ujar pernyataan Obama tersebut.


Uni Eropa telah mendaftar ratusan pejabat Crimea dan Rusia yang akan diberi sanksi berupa larangan berkunjung dan pembekuan aset. Selain Eropa dan AS, kecaman juga datang dari Jepang yang menolak referendum dan meminta Rusia tidak mencaplok Crimea.


Menteri Luar negeri Inggris William Hague dalam pernyataannya hari ini menyatakan mengecam referendum tersebut. Hague mengatakan bahwa referendum itu tidak melalui prosedur yang benar, maka dari itu Inggris tidak akan mengakuinya.


"Referendum dilaksanakan dalam kurun waktu pemberitahuan 10 hari, tanpa adanya kampanye yang sesuai ataupun debat publik. Referendum juga dilakukan saat para pemimpin politik tidak bisa datang mengunjungi Crimea dan dihadiri oleh ribuan tentara dari negara asing. Ini adalah sebuah ejekan atas pelaksanaan demokrasi yang wajar," kata Hague. (ren)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya