Malaysia Airlines Kerja Keras Perbaiki Citra

Ilustrasi kabin pesawat Malaysia Airlines.
Sumber :
  • REUTERS/Edgar Su
VIVAnews -
Mangkir dari Pemeriksaan, KPK Bakal Panggil Lagi Gus Muhdlor Pekan Depan
Kepala Eksekutif Perusahaan Malaysia Airlines (CEO), Ahmad Jauhari Yahya, pada Senin, 7 April 2014, mengatakan pihaknya terus bekerja keras memulihkan citra MAS paska dilanda krisis. Akibat hilangnya salah satu armada mereka dengan nomor penerbangan MH370, MAS diprediksi akan mengalami kerugian yang cukup besar.

Pembongkaran Pasar Kutabumi Diwarnai Kerusuhan, Sejumlah Orang Mengalami Luka-luka

Peristiwa ini menambah keterpurukan MAS yang dalam tiga tahun terakhir telah merugi, seperti diberitakan
Khawatir Ada Aksi saat Putusan Sengketa Pilpres, TKN Siapkan Satgas Khusus
Channel News Asia Senin kemarin. Ahmad mengakui akibat krisis hilangnya pesawat MH370, akan ada penurunan pemesanan tiket.

Sebab, publik mulai menanyakan masalah keselamatan maskapai Negeri Jiran itu. Belum lagi, mereka juga harus mengeluarkan dana yang besar untuk membayar dana kompensasi kepada keluarga penumpang.


"Pertama dan yang terpenting, peristiwa ini jelas telah mempengaruhi maskapai," ujar Ahmad saat memberikan keterangan pers harian di Kuala Lumpur.


Dia melanjutkan masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan. "Maskapai ini jelas perlu bekerjasama untuk keluar dari krisis," imbuh dia.


Kejadian hilangnya pesawat MH370 yang hingga kini belum juga ditemukan diberitakan secara intensif di seluruh dunia. Hal itu, sudah jelas menjadi bencana buruk bagi pencitraan maskapai yang sebelumnya selalu berada di jajaran teraman di dunia ini.


Dalam sebuah wawancara dengan
Wall Street Journal
, Ahmad mengakui memang ada penurunan dalam penjualan tiket Malaysia Airlines. Namun, dia menyebut hal itu sebagai sesuatu yang wajar.


"Maskapai ini perlu waktu hingga enam bulan untuk kembali pulih dari masalah yang kami sebut reputasi pasar. Bahkan, kami berniat untuk memperbaiki hal itu lebih cepat," ujar Ahmad.


Sayangnya, dia tidak menjelaskan lebih jauh sejauh ini mana krisis MH370 berpengaruh terhadap penjualan atau keuangan maskapai milik Pemerintah Negeri Jiran itu.


Ketika ditanya pada Senin kemarin apakah dia akan segera mengundurkan diri sebagai pimpin tertinggi, Ahmad menjawab belum ingin mundur. "Saya pribadi berpikir saya masih harus bekerja di sini," kata dia.


Menurut para analis penyebab MAS merugi selain karena buruknya tata kelola di dalam perusahaan, juga karena terlalu banyaknya ikut campur pemerintah. Belum lagi, jumlah tenaga kerja yang membengkak dan sikap ngotot dari serikat pekerja untuk berubah, membuat maskapai itu kalah saing dibanding maskapai lainnya.


Selama ini, ujar para analis, yang membuat maskapai itu tetap bertahan hanyalah dukungan finansial dari badan investasi yang dimiliki Pemerintah Malaysia. Mereka memiliki sebesar 70 persen saham di MAS.


Diprediksi nominal kerugian mereka akan semakin tinggi, sebab salah satu perusahaan firma hukum berbasis di Amerika Serikat berencana untuk menuntut MAS dan perusahaan Boeing dengan nominal fantastis yakni RM4,95 miliar atau Rp17 triliun.


Padahal sebelumnya perusahaan telah mengumumkan di tahun 2013 kemarin, mereka merugi senilai RM1,17 miliar. Nilai itu lebih tinggi dari yang diprediksi oleh para analisis. Sementara di tahun 2011 dan 2012, mereka merugi RM2,5 miliar dan RM433 juta. (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya