17-4-1975: Rezim Teror Khmer Merah Berkuasa

Tengkorak para korban kekejaman Khmer Merah di Kamboja
Sumber :
  • REUTERS / Chor Sokunthea
VIVAnews 
3 Jenderal Hantu Laut Pamit Tinggalkan Marinir, Salah Satunya Intelijen Kakap TNI
- 39 tahun yang lalu, rakyat Kamboja di Ibu Kota Phnom Penh bersukaria merayakan berakhirnya perang saudara selama lima tahun sekaligus menyambut datangnya pasukan pemberontak Khmer Merah, yang bergerilya dari hutan. Namun, mereka saat itu tidak menyadari akan mulainya rezim teror yang memusnahkan sekitar dua juta jiwa dari 1975 hingga 1979.

Viral! 4 Pria Terkapar Dipukuli di Depan Polres Jakpus Dipicu Pengeroyokan Anggota TNI

Menurut 
Layani Pemudik, Kemenhub Minta KAI dan KCIC Tambah Armada KA Feeder Whoosh
The History Channel , berkuasanya rezim komunis Khmer Merah di Kamboja merupakan masa paling kelam bagi sejarah negara itu. Dipimpin Pol Pot, Nuon Chea, Ieng Sary, Son Sen, Khieu Samphan, dan Partai Komunis Khmer mereka semasa berkuasa menerapkan eksekusi politik, kelaparan, dan kamp kerja paksa bagi para musuh politik maupun kalangan intelektual.


Perintah pertama Khmer Merah kepada penduduk di Phnom Penh saat itu adalah segera tinggalkan kota. Mereka memperdaya penduduk dengan alasan bahwa Phnom Penh akan dibom pesawat Amerika Serikat sehingga harus mengungsi. 


Dalam hitungan jam, Phnom Penh sunyi senyap. Rezim Khmer Merah sengaja memindahkan penduduk ke desa untuk dibuat menjadi kaum tani sekaligus menyingkirkan kaum-kaum tertentu yang mereka anggap sebagai musuh rakyat.


Selama empat tahun berkuasa, rezim Khmer Merah menyiksa dan membantai warga yang berprofesi sebagai guru, kaum profesional, maupun yang tergolong kelas borjuis atau kapitalis.


Tempat-tempat mereka dieksekusi dikenal sebagai ladang pembantaian
(killing field)
. Ada juga warga dikirim ke kamp kerja paksa, tergantung dari bobot kesalahan atau latar belakang mereka berdasarkan penilaian subjektif para aparat. Di sana, mereka pun dibiarkan kelaparan.


Rezim Khmer pun menanamkan nilai-nilai revolusioner ekstrem kepada anak-anak melalui suatu kamp khusus dengan tidak lagi mengakui orangtua kandung mereka. Anak-anak pun dikerahkan untuk memata-matai dan mengintimidasi orang-orang dewasa.  


Rezim Khmer Merah juga membubarkan pemerintahan kerajaan walau tetap mengakui Raja Norodom Sihanouk sebagai kepala negara hingga 2 April 1976, saat dia mundur dari jabatannya. Sihanouk sendiri berstatus sebagai tahanan rumah di Phnom Penh sebelum akhirnya berhasil mengungsi ke AS dan akhirnya pindah ke Tiongkok.


Rezim Khmer Merah akhirnya berakhir pada 1979 saat Vietnam menyerang Kamboja dan berkuasa di sana selama sepuluh tahun sebelum akhirnya tercipta kesepakatan damai. Para pimpinan Khmer Merah, termasuk Pol Pot melarikan diri ke hutan dan tetap di sana hingga wafat. Namun, sebagian dari mereka saat ini berhasil ditangkap dan tengah diadili untuk kasus kejahatan atas kemanusiaan.  
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya