AS Tawarkan Bantuan Terkait Penculikan Ratusan Gadis di Nigeria

Penculikan di Nigeria
Sumber :
  • Reuters

VIVAnews - Penculikan lebih dari 200 anak perempuan di Nigeria oleh kelompok teroris Boko Haram yang terjadi bulan April lalu mengakibatkan kemarahan warga lokal. Mereka menuntut pemerintah agar lebih keras mencari dan menyelamatkan anak-anak malang tersebut. Terkait hal ini, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan telah bekerjasama dengan Nigeria untuk membantu mencari para korban penculikan.

DPP Berani Ungkap Indonesia sedang Dilanda Krisis Paling Berbahaya

Prediksi Semifinal Piala FA: Coventry City vs Manchester United

"Kami telah berdiskusi dengan pemerintah Nigeria mengenai apa yang bisa kami lakukan untuk membantu mendukung upaya mereka dalam pencarian anak-anak perempuan itu," kata juru bicara Departemen Luar Negeri, Marie Harf, dilansir NBC News. 

Ia juga mengatakan bahwa AS akan berupaya membantu menyelesaikan kasus ini dengan cara apapun.

Pada tanggal 14 April 2014, kelompok militan fundamentalis Islam, Boko Haram, atau yang berarti "pendidikan Barat adalah haram" menculik ratusan anak-anak perempuan di sekolah asrama khusus perempuan yang berlokasi di kota Chibok, distrik Borno, utara Nigeria.

Rumah di Bangkalan Hancur Usai Petasan Meledak, 3 Orang Jadi Korban

"Saya menculik anak-anak perempuan Anda. Saya akan menjual mereka di pasar demi Allah," ucap pria yang mengaku bernama Abubakar Shekau dalam sebuah video yang diterjemahkan oleh CNN dari bahasa lokal, Hausa.

Banyak pihak yang menduga bahwa video ini adalah konfirmasi pertama Boko Haram kepada publik mengenai penculikan. Walaupun begitu, Harf tidak memberikan rincian tentang apa jenis bantuan yang akan diberikan pihak AS.

"Kita tahu Boko Haram aktif di daerah tersebut dan kami telah bekerja sangat erat dengan pemerintah Nigeria untuk membangun kapasitas mereka memerangi ancaman ini," ungkapnya.

Harf juga menambahkan bahwa tahun lalu, untuk tahun fiskal 2012, AS telah menyediakan lebih dari $20 juta atau Rp230,3 triliun untuk membantu masalah keamanan Nigeria dengan melatih anggota militer mereka, menyelidiki serangan teroris dan meningkatkan kemampuan forensik petugas. Tak hanya itu, Harf juga mengatakan bahwa AS telah bekerja sama dengan penegak hukum di sana untuk bantu membangun kapasitas mereka.

Pernyataan Departemen Luar Negeri AS itu muncul sehari setelah ratusan ibu dan, keluarga korban dan warga lokal mengadakan unjuk rasa di dua kota di Nigeria. Mereka memprotes kurangnya tindakan pemerintah dalam upaya mencari para korban penculikan.

"Kami ingin anak-anak kami pulang dalam keadaan hidup-hidup. Tidak dalam kantong mayat," ungkap salah seorang kerabat korban.

Warga telah melaporkan kepada kelompok-kelompok hak asasi manusia bahwa anak-anak perempuan korban penculikan sedang bergerak melintasi perbatasan ke Kamerun dan Chad untuk dijual ke perbudakan domestik.

Mausi Segun bersama Human Rights Watch di Nigeria, mengatakan bahwa jika rumor tentang anak-anak perempuan telah dibawa melewati perbatasan itu benar, maka akan sulit untuk menyelamatkan seluruh korban.

"Mereka mungkin dapat diselamatkan secara individual atau dalam kelompok yang lebih kecil jika pasukan keamanan mengusir Boko Haram dari berbagai kamp mereka, baik di Nigeria atau negara-negara tetangga seperti yang terjadi di masa lalu," ucap Segun.

Didanai Situs Kencan

Tampaknya Boko Haram tidak menculik anak-anak itu demi keuntungan besar. Inilah yang kemudian menimbulkan banyak orang bertanya-tanya, dari mana Boko Haram mendapatkan uang untuk membiayai operasi besar seperti itu?

Analis aksi terorisme sekaligus Direktur Eksekutif Terrorism Research and Analysis Concortium (TRAC), Veryan Khan, yang telah mempelajari kelompok teroris tersebut secara mendalam menawarkan jawaban yang menarik yakni penipuan di situs kencan.

"Bisa jadi dananya mengalir melalui situs kencan Match.com dengan wanita AS dan penipuan kartu kredit," ungkapnya. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya