Diplomat RI Ditodong Senjata, Wamenlu Protes Keras ke Dubes Ceko

Wakil Menteri Luar Negeri Wardana
Sumber :
  • . ANTARA FOTO/ Wahyu Putro A
VIVAnews
6 Pemain yang Bisa Didatangkan Inter Milan, dari Juara Serie A hingga Penantang Liga Champions
- Kementerian Luar Negeri RI menyampaikan protes keras kepada Duta Besar Ceko, Thomas Smetanka, atas penodongan senjata tim pasukan khusus antiteror kepada diplomat Indonesia bernama Wahono Yulianto di Ceko beberapa waktu lalu. Smetanka menjelaskan Unit Deteksi Kejahatan Terorganisir (UOOZ) tidak bermaksud memeriksa WNI termasuk diplomat RI itu.

Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial

Demikian ungkap Wakil Menteri Luar Negeri RI, Wardana, kepada
Usulan Kejaksaan Izinkan Lima Smelter Perusahaan Timah Tetap Beroperasi Disorot
VIVAnews hari ini. Sebagai tindakan tegas, pada tanggal 29 April 2014, Wardana telah memanggil Smetanka untuk datang ke Kemenlu.


"Saya menyampaikan
strong displeasure
terhadap tindakan polisi Ceko atas anggota staf KBRI yang sedang melaksanakan shalat Jumat di Prague Centrum 25 April 2014," ungkap Wardana dalam pernyataan tertulis.


Pemerintah RI, lanjut Wardana, meminta klarifikasi atas tindakan itu. "Dijelaskan oleh Dubes Smetanka, bahwa pemeriksaan di tempat ibadah shalat Jumat tersebut tidak ditujukan kepada WNI, tetapi warga Ceko yang menerjemahkan buku antisemit dan xenophobia," kata Wardana.


Sebelumnya Kedutaan Besar RI di Ceko telah menyampaikan nota protesnya kepada Kementerian Luar Negeri di Praha.  Kepada
VIVAnews
yang pernah menghubunginya melalui telepon, Wahono berkisah saat itu terdapat 10 WNI. Sembilan orang di antaranya staf KBRI dan sisanya pelajar RI di Ceko.


Polisi UOOZ tiba-tiba merangsek masuk ke Gedung Islamic Foundation saat Imam akan menyampaikan khotbah.  "Tiba-tiba dari arah bawah orang ramai berteriak ada polisi. Mereka awalnya merangsek masuk ke ruangan yang besar untuk shalat. Sementara saya ada di ruangan yang lebih kecil. Mereka akhirnya mendatangi ruangan kami," ujar Wahono.


Polisi lantas menodongkan senjata ke kepala para jemaah, termasuk kepala Wahono.


Mereka semua baru dilepas oleh polisi UOOZ sekitar pukul 16.30 waktu setempat. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya