Warga Filipina dan Vietnam Berunjuk Rasa Protes Tiongkok

Pengeboran minyak bumi
Sumber :
  • http://www.oilman.com.au/

VIVAnews - Ratusan warga Filipina dan Vietnam untuk kali pertama bersatu dalam aksi unjuk rasa memprotes sikap Tiongkok dalam sengketa wilayah Laut China Selatan. Mereka berkumpul di depan gedung Konsulat Jenderal Tiongkok di area finansial di ibukota Manila pada Jumat, 16 Mei 2014. 

Followers TikToker Gali Loss Melejit Buntut Konten Hewan Ngaji, Polisi: Dia Tak Berfikir Panjang

Terpopuler: Tentang Nafkah Anak Laki-laki yang Sudah Baliqh sampai Masalah Obat Kuat

Dilansir dari stasiun berita Channel News Asia, total terdapat sekitar 200 pengunjuk rasa yang memadati area depan gedung konsulat itu. Para pengunjuk rasa, sebagian mengenakan kardus berwarna hijau yang telah dipotong-potong sehingga menyerupai tempurung penyu. 

Sedangkan pengunjuk rasa lainnya membawa poster bertuliskan "Vietnam-Filipina Bergabung untuk Mengusir Tiongkok", "Tiongkok, Hentikan Menggertak Vietnam dan Filipina" serta "Kami Mendukung Vietnam". Para demonstran juga meneriakkan "Paracels Vietnam" yang merujuk kepada pulau di Laut China Selatan di mana area pengeboran Tiongkok dilakukan. 

Jadwal Mobil SIM Keliling DKI Jakarta, Depok, Bandung, Bekasi Sabtu 27 April 2024

Beberapa politisi Filipina yang menjadi anggota komunitas Vietnam di Manila turut serta dalam unjuk rasa hari ini. 

Demonstrasi ini merupakan imbas dari sikap Tiongkok yang melakukan pengeboran di wilayah yang tengah disengketakan oleh Vietnam. Berbeda dari unjuk rasa yang berlangsung di Vietnam, beberapa hari lalu, demonstrasi kali ini berlangsung tertib dan damai. 

Polisi huru hara Filipina telah dikerahkan di depan Gedung Konsulat Jenderal Tiongkok. 

"Kami di sini untuk memprotes apa yang Tiongkok lakukan terhadap Vietnam. Kami perlu menyerukan untuk mendukung rekan kami, baik di dalam negeri maupun dari luar negeri," ujar Arya Nguyen, satu dari 60 warga Filipina yang bermukim di Vietnam dan ikut serta dalam unjuk rasa hari ini.

Sementara itu, Janice Buco yang merupakan perwakilan dari komunitas Asosiasi Vietnam Filipina, mengatakan apabila Pemerintah Tiongkok dapat melakukan hal tersebut kepada Vietnam, maka tidak menutup kemungkinan, hal serupa dapat dilakukan kepada negara lain. 

Menurut Buco, warga Vietnam yang ikut serta dalam demonstrasi hari ini merupakan keturunan dari manusia perahu dan kabur ke Filipina untuk menghindari kejaran tentara barat selama era perang Vietnam. Sehingga, mereka masih memiliki ikatan emosional yang cukup kuat. 

Para pengunjuk rasa merasa dirugikan dengan sikap Tiongkok baru-baru ini. Mereka melihat Tiongkok mulai tegas mengklaim area yang diprediksi menyimpan cadangan sumber energi dalam jumlah berlimpah itu. 

Sikap itu direalisasikan dengan pengerahan rig pengeboran minyak di area Laut China Selatan. Tiongkok turut mengklaim bahwa kapalnya ditabrak oleh kapal Vietnam. 

Filipina mengklaim, tindakan ilegal Beijing yang melakukan reklamasi terhadap sebuah karang. Menurut informasi seorang pejabat Filipina, pasir dari pulau itu digunakan untuk membangun lapangan terbang pertama di laut yang tengah disengketakan dengan negara kepulauan itu. 

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Filipina mengatakan proses reklamasi itu dapat membahayakan kasus yang tengah diajukan Manila ke PBB terkait klaim Tiongkok terhadap Laut China Selatan. Sebab, proses reklamasi dapat mengubah keadaan alam karang di sana. 

"Apabila Anda mengubah karakter tampilan alam, dari sebuah batu menjadi sebuah pulau, tentu hak kepemilikan dalam maritim juga dapat berubah," tegas juru bicara itu. 

Kendati Pemerintah Filipina pernah menahan nelayan Vietnam karena menangkap di perairan negara itu, tetapi hubungan bilateral keduanya tetap baik. Kedua negara itu juga saling klaim terhadap Pulau Spratly di Laut China Selatan.

Namun, mereka mencoba meredam ambisi Tiongkok untuk mengklaim hampir sebagian area di Laut China Selatan. Caranya melalui forum ASEAN.  (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya