Militer Thailand: Figur Politik yang Ditahan Tidak Disiksa

Militer Thailand mengumumkan kudeta.
Sumber :
  • REUTERS/Damir Sagolj
VIVAnews - Juru bicara junta militer Thailand Kolonel Winthai Suvaree menegaskan, para figur politik yang ditahan tidak disiksa atau dipukuli. Winthai kembali menyatakan bahwa figur politik itu akan dilepas dalam kurun waktu tujuh hari. 
Delegasi Korea Utara Kunjungi Iran, Isu Kerjasama Semakin Kuat

Stasiun berita Channel News Asia, Minggu 25 Mei 2014, melaporkan selain politisi, figur yang telah ditahan yakni pemimpin dari dua kubu yang berkonflik. Tidak cukup, militer turut memanggil sosok akademisi dan jurnalis yang dianggap terlalu kritis menghadapi kudeta. 
Gibran Akan Temui Wapres Ma'ruf Amin Sore Ini

Jurnalis harian The Nation, Pravit Rojanaphruk, merupakan jurnalis pertama yang tiba di markas militer. Menurut seorang saksi dia tiba dalam keadaan mulut ditutupi plester berwarna hitam.
Dokter Boyke Ungkap Fetish Seks dengan Mayat hingga Penyebabnya

Hal itu menunjukkan bentuk protes terhadap aksi kudeta yang dilakukan militer Thailand. 

"Mereka dipanggil berasal dari semua kelompok dan tidak ada satu pun yang sengaja dibidik," ungkap Winthai ketika ditanya media jika ada pihak tertentu yang disasar. 

Dia menambahkan, individu yang dipanggil Dewan Nasional untuk Perdamaian dan Ketertiban (NCPO), dibagi ke dalam tiga jenis kelompok, yakni mereka yang secara langsung terlibat dalam kekacauan publik, mereka yang terlibat secara tidak langsung dan mereka yang ditahan sebelum kudeta militer. 

Data dari harian Bangkok Post, menyatakan sudah ada lebih dari 150 orang yang ditahan junta militer. Satu di antara mereka yakni mantan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra. Terakhir, militer telah memanggil lebih dari 35 figur ternama pada Sabtu kemarin. 

Mereka tiba pukul 16.00 waktu setempat. Bagi mereka yang tidak hadir maka akan dikenakan vonis dua tahun penjara atau denda senilai 40 ribu Baht atau Rp14 juta.

Namun, pemimpin Partai Demokrat Abhisit Vejajjuva, sudah dibebaskan oleh militer. 

Di sisi lain, massa yang memprotes kudeta militer kian bertambah. Mereka turun ke jalan menentang kudeta dan menuntut agar pemerintahan sipil segera dipulihkan. Dengan membawa poster besar bertuliskan "Junta Angkat Kaki" dan "Hentikan Kudeta", mereka berunjuk rasa dan mendorong kerumunan pasukan militer di luar sebuah pusat perbelanjaan di hati kota Bangkok. 

Menurut jurnalis yang berada di lokasi, setidaknya dua pengunjuk rasa dibawa oleh tentara militer. Unjuk rasa itu muncul, usai militer mengeluarkan peringatan baru pada Minggu ini agar tidak mengungkapkan kemarahan soal kudeta di media sosial. 

"Saya meminta pengertian rakyat terhadap situasi saat ini dan meminta mereka untuk menahan diri dari unjuk rasa anti-kudeta, karena demokrasi tidak bisa diterapkan saat ini," ujar Winthai. 

Selain di pusat perbelanjaan di Bangkok, unjuk rasa juga terjadi di sebelah utara basis pendukung Thaksin, kota Khon Kaen. Namun, unjuk rasa itu juga dikelilingi dengan kehadiran militer. 

Kudeta militer ini, diklaim angkatan bersenjata Thailand telah diinformasikan kepada Raja Bhumibol Adulyadej. Pemberitahuan itu disampaikan Panglima Militer Thailand, Jenderal Prayut Chan-O-Cha, melalui sebuah surat. Pihak militer mengklaim, Raja telah menerima surat tersebut. (art)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya