- Reuters
VIVAnews - Selain kasus penembakan, Amerika Serikat juga dihantui pembunuh sadis. Contohnya pada kasus kali ini di Tennessee. Seorang pria tidak hanya membunuh wanita yang jadi korbannya, tapi memutilasi.
Lebih sadis lagi, pelaku yang diketahui bernama Gregory Scott (37) itu kemudian memakan sebagian organ korbannya yang kemudian diketahui bernama Lisa Hyder, wanita 37 tahun. Tidak ada indikasi keduanya saling kenal sebelumnya. Menurut Kapten polisi Coffee Country, Frank Watkins, Scott membunuh secara acak pada Jumat pekan lalu.
Menurut laporan polisi, Scott membunuh Hyder dengan cara sadis. Setelah memutilasi, Scott menaruh bagian kepala dan tangan Hyder di sebuah ember plastik. Bagian kaki dan tubuh yang lain ditaruh di ember lain.
Badan Hyder kemudian dia dibakar di luar rumahnya. Laporan polisi menyebutkan, Scott memakan sebagian anggota tubuh Hyder. Pria tinggi besar ini lalu meminta bantuan tetangga untuk memusnahkan tubuh korbannya. Tetangga melapor polisi dan kejahatannya terkuak.
Melihat dari akun Facebook, dikutip dari The Christian Post, Scott adalah seorang pemuja setan. Akun Facebooknya penuh dengan gambar-gambar kekerasan, darah, dan pembunuhan.
Salah satu postingnya berbunyi, "Saya memeluk orang yang saya benci untuk tahu seberapa besar lubang yang harus digali di halaman belakang."
April lalu, dia menulis soal kanibalisme dan memakan seorang vegetarian. "Apakah seorang vegetarian rasanya seperti daging palsu dari kedelai yang mereka dapat dari restoran cepat saji??" tulisnya.
Dia akan diadili pada 23 Juni mendatang. Insiden ini menambah daftar panjang pembunuhan di AS. Dalam dua pekan terakhir, terjadi tiga penembakan di beberapa negara bagian Paman Sam.
Menurut catatan FBI, tingkat pembunuhan AS adalah yang tertinggi di antara negara maju lainnya. Tahun 2012, 14.827 orang dibunuh di negara itu. Artinya ada 4,7 pembunuhan setiap 100.000 orang. (ita)
27 Korban Penipuan Investasi Rp52 Miliar Geruduk Rumah Orang Tua Pelaku di Tasikmalaya
Puluhan Korban Investasi Bodong Menggerebek Rumah Orang Tua Pelaku.
