Studi: Krisis Ekonomi Dongkrak Bunuh Diri di Amerika dan Eropa

Warga miskin di AS
Sumber :
  • Reuters
VIVAnews
Ibas Harap Prabowo-Gibran Penuhi Janji Politik saat Kampanye
- Resesi ekonomi yang melanda Amerika Serikat, Kanada dan Eropa beberapa tahun lalu menyebabkan lebih banyak orang di sana bunuh diri. Mereka tampaknya tidak tahan menghadapi kesulitan yang ditimbulkan resesi, seperti kehilangan pekerjaan, harga jual rumah anjlok, dan harga saham merosot drastis.

Paket Promo ke Destinasi Wisata Dunia Bisa Dapat Diskon Rp 12 Juta, Simak!

Demikian ungkap suatu studi yang dipublikasikan di British Journal of Psychiatry. Dalam studi itu lebih banyak orang di AS, Kanada, dan Eropa nekat bunuh diri selama 2007 hingga 2010, yang merupakan periode terburuk ekonomi di kawasan itu. Jumlahnya sekitar 10.000 lebih banyak ketimbang saat ekonomi di AS dan Eropa relatif stabil.  
KPU Kabupaten Tangerang Buka Rekrutmen PPK dan PPS Pilkada 2024: Tersedia 967 Kuota


"Jumlahnya cukup besar dan pertambahannya substansial dari yang kami perkirakan sebelumnya," kata Aaron Reeves, sosiolog dari Universitas Oxford di Inggris yang memimpin penelitian ini. "Secara umum ada implikasi kesehatan yang besar dari krisis ekonomi yang masih dirasakan banyak orang," lanjut Reeves, yang dikutip harian USA Today. 


Namun, tidak semua negara di Eropa mengalami peningkatan jumlah kasus bunuh diri yang merata. Swedia dan Austria tidak mengalami pertumbuhan kasus dua negara itu turut mengalami resesi, sehingga memunculkan pandangan bahwa resesi dan bunuh diri sebenarnya tidak langsung otomatis terkait. "Bunuh diri bermotif ekonomi sebenarnya bisa dihindari," kata Reeves.


Ini tergantung bagaimana pemerintah di negara yang bersangkutan menerapkan antisipasi saat dilanda krisis ekonomi. "Swedia, misalnya, menerapkan sistem pendukung yang kuat bagi mereka yang kehilangan pekerjaan atau masih berjuang secara finansial," kata David Stuckler, ekonom Oxford yang turut dalam penelitian itu.


Studi ini dikerjakan bersama oleh peneliti dari Universitas Oxford dan London School of Hygiene & Tropical Medicine. Penelitian ini menganalisis data dari AS, Kanada, dan 24 negara anggota Uni Eropa.


Menurut studi itu, tingkat bunuh diri di Eropa sebenarnya cenderung menurun hingga 2007, atau awal dari resesi global. Pada 2009, jumlah kasus meningkat 6,5% dan sejak itu jumlahnya tetap hingga 2011.


Di Eropa, jumlah kasus bunuh diri selama periode itu bertambah 7.950 kasus. Di Kanada, sejak 2008, jumlahnya bertambah 240 kasus. Di AS. resesi ekonomi membuat jumlah bunuh diri bertambah 4.750 kasus.  (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya