Kisah Pilu Budak Muslim di AS Saat Ramadan

Muslim berdoa.
Sumber :
  • Reuters

VIVAnews - Islam di Amerika Serikat berkembang pesat, bahkan sudah menjadi agama paling banyak dipraktikkan kedua di negara itu. Ramadan kini bukan hal aneh lagi di Negeri Paman Sam. Puasa dan ibadah sholat tarawih telah jadi bagian dari tradisi tahunan di AS.

Namun tidak demikian keadaannya pada abad ke-18, saat perbudakan masih terjadi di negara itu.

4 Pria Terkapar Babak Belur di Depan Polres Jakpus, 14 Anggota TNI Diperiksa

Dirunut lebih jauh, sejarah masuknya Islam ke AS sangat memilukan. Islam di Amerika datang dari para budak di abad yang dikenal dengan era Antebellum itu. Para ahli sosiologi memperkirakan, 15-20 persen atau sekitar 600.000 dari 1,2 juta budak di Amerika adalah Muslim.

Dikutip dari Al-Jazeera, Sabtu 28 Juni 2014, sebanyak 46 persen dari budak di wilayah Selatan AS adalah Muslim yang jadi korban penculikan dari barat Afrika. Di antara mereka yang terkenal adalah Omar Ibnu Said seorang cendekiawan dan pedagang yang diculik dari Futa Toro, Afrika, dan diperbudak di South Carolina tahun 1807.

Ada lagi Lamen Kebe, seorang guru sekolah di Afrika yang diculik. Budak terpelajar ini memberikan sumbangan ilmu pengetahuan dan berbagi metode pengajaran sekolah Islam dari negaranya. Budak Muslim lainnya yang terkenal bernama Sali-Bul Ali yang dipekerjakan di perkebunan. Tuannya, James Cooper mengatakan: "Dia adalah penganut Muhammadan (Islam) yang ketat, tidak pernah meminum miras, melakukan beberapa puasa, terutama di bulan Ramadan."

Kebanyakan para budak ini dibujuk atau dipaksa untuk masuk Kristen. Namun untuk mereka yang teguh dalam Islam, cobaan berat menanti, terutama pada Ramadan.

Walaupun ada keringanan (rukshah) untuk pekerja berat atau jauh dari kampung halaman, namun para budak Muslim memilih berpuasa. Mereka tidak makan dan minum sambil bekerja di ladang pada siang hari. Malamnya, mereka berkumpul untuk buka bersama dan melaksanakan sholat tarawih.

Berkumpulnya para budak ini adalah pelanggaran hukum perbudakan di AS kala itu. Contohnya pada UU Budak di Virginia tahun 1723 disebutkan bahwa perkumpulan lima budak melanggar hukum dan dianggap tengah merencanakan pemberontakan. Setiap negara bagian di selatan Amerika Serikat menerapkan hukum yang sama.

Pelanggaran ini hukumannya berat. Di antaranya adalah penyiksaan oleh tuan maupun pemerintah setempat. Akibatnya, tidak sedikit mereka yang luka parah atau bahkan meninggal dunia. Kendati diancam siksa, budak Muslim ini tidak gentar dan tetap menjalankan puasa, membuktikan kesolehan yang luar biasa dari umat-umat Muslim pertama di AS.

Situasi yang jauh berbeda terjadi kini di negara itu. Islam adalah agama dengan perkembangan tercepat kedua di AS. Penganutnya tidak hanya kulit hitam seperti di era-era awal, namun sangat beragam. Islam terbanyak kini berkembang di kalangan Amerika Latin.

Gedung Putih juga mulai merangkul umat Muslim. Setiap tahunnya Presiden Amerika Serikat menyampaikan pidato Ramadan untuk umat Muslim negara itu. Bahkan di pertengahan Ramadan, presiden mengadakan buka puasa bersama di Gedung Putih dengan para tokoh-tokoh Islam dariseluruh Amerika. (umi)

Kemenhub Pastikan Mudik 2024 Lancar, Intip Daerah Tujuan Terbanyak hingga Angkutan Terfavorit
Sidang Lanjutan sengketa perselisihan hasil Pilpres 2024 di MK

Sidang Sengketa Pilpres, MK Pertimbangkan Hadirkan Mensos hingga Menkeu

Kubu 01 dan 03 meminta izin ke MK agar bisa menghadirkan sejumlah menteri dalam persidangan sengketa Pilpres 2024.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024