Jepang Cabut Sebagian Sanksi Bagi Korea Utara

Shinzo Abe
Sumber :
  • REUTERS/Yuriko Nakao

VIVAnews - Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, mengatakan akan mencabut sebagian sanksi yang diberlakukan bagi Korea Utara. Sebagai imbalannya, Pemerintah Korut akan kembali membuka penyelidikan kasus penculikan 13 warga Negeri Sakura yang dilakukan agen intelijen Pyongyang.

Kantor berita Reuters, Kamis 3 Juli 2014, melansir sanksi yang dicabut sebagian oleh Jepang adalah pembukaan rute penerbangan dari dan menuju ke Korut. Selain itu, Pemerintah Jepang juga akan membolehkan aliran dana dari Korut ke Jepang dan sebaliknya, tanpa perlu notifikasi otoritas di sana.

Kapal Korut juga diizinkan untuk memasuki pelabuhan Jepang, namun bagi yang memiliki tujuan kemanusiaan.

Kebijakan Jepang itu berbeda dari sanksi yang dikeluarkan anggota PBB, terkait uji coba nuklir di 2006 silam. Dalam sanksi yang dijatuhkan PBB kepada Korut, semua anggota PBB dilarang mengadakan perdagangan senjata dan melakukan transaksi finansial dengan negara komunis itu.

"Ini hanya sebuah awal. Kami akan membuat setiap upaya untuk menyelesaikan resolusi dari isu ini," ungkap Abe.

Penculikan warga Jepang

Pelita Air Klaim Tak Ada Kendala saat Angkut Penumpang Arus Balik Lebaran 2024

Kesepakatan untuk membuka kembali penyelidikan kasus penculikan telah diteken Korut pada bulan Mei lalu. Sebanyak 13 warga Jepang diculik di tahun 1970an dan 1980an oleh Pemerintah Korut. Mereka diculik untuk melatih agen mata-mata Pyongyang.

Kendati Korut memiliki sejarah kerap melanggar janji, namun beberapa kerabat korban tetap berharap kali ini, mereka akan menepati janji.

"Tidak seperti pemeriksaan di masa lalu, penyelidikan yang akan datang dapat menghasilkan beberapa efek," ujar ayah Megumi Yokota, Shigeru Yokota.

Megumi diculik tahun 1977 silam saat dia masih berusia 13 tahun. Kala itu, dia dalam perjalanan pulang dari sekolah.

Di 2002 lalu, Pyongyang mengaku telah menculik 13 warga Negeri Sakura. Sebanyak lima di antaranya mereka sebut telah kembali ke Jepang.

Sayangnya, sisa delapan warga Jepang disebut Korut telah tewas. Satu di antaranya Megumi. Kendati begitu, Pemerintah Jepang tetap ingin informasi lebih banyak mengenai nasib mereka yang tewas dan warga Negeri Sakura lainnya yang kemungkinan diculik, namun tidak dilaporkan.

Menurut kritik yang dialamatkan beberapa pihak, Korut sebenarnya sudah tahu nasib warga Jepang lainnya. Janji penyelidikan itu semata-mata hanya cara diplomatik saja.

Kelonggaran sanksi yang diberikan Jepang, di mata seorang pengajar di Universitas Shizouka, Hajime Izumi, tidak serta merta langsung menguntungkan Korut.

"Pada dasarnya langkah terencana Jepang hanya berdampak kecil. Pencabutan sanksi itu tidak substantif. Ketiadaan sanksi itu bukan sesuatu yang akan menguntungkan Korut dalam jangka panjang. Tidak ada yang tahu, apakah mereka bisa membuat kemajuan setelah sanksi dicabut," ungkap Izumi.

Sementara itu, perwakilan Kementerian Luar Negeri Korea Selatan menekankan agar langkah apa pun yang telah diambil oleh Pemerintah Jepang terkait hal ini harus dijelaskan tidak terkait kerja sama internasional dengan Korut. Khususnya, dalam isu nuklir dan rudal. (asp)

Ilustrasi vagina

Kenapa Vagina Wanita Bau Seperti Ikan Amis Busuk?

Memang aroma vagina setiap orang itu berbeda-beda hal ini dipengaruhi oleh siklus menstruasi, hormon, hingga flora pada vagina wanita.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024