DK PBB Tuntut Adanya Penyelidikan MH17

Puing Pesawat Malaysia Airlines MH17
Sumber :
  • REUTERS/Maxim Zmeyev
VIVAnews - Dewan Keamanan PBB pada hari Jumat pagi, 18 Juli 2014, menggelar sidang darurat terkait peristiwa jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 di bagian timur Ukraina. Dalam pertemuan tersebut, belasan negara anggota sepakat untuk menyerukan sebuah penyelidikan yang mendalam, menyeluruh, dan independen. 
Prabowo dan Gibran Bakal Temui Jokowi Nanti Malam

Stasiun berita Channel News Asia edisi hari ini melansir DK PBB turut meminta agar semua pihak segera memberikan akses kepada para penyidik untuk bisa masuk ke lokasi jatuhnya pesawat. 
Industri Laboratorium Makin Kinclong, Lab Indonesia 2024 Soroti Hal Ini

"Anggota DK menyerukan untuk digelar sebuah penyelidikan internasional yang menyeluruh dan mendalam sesuai dengan panduan penerbangan sipil internasional. Selain itu, penyelidikan juga dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku," ungkap DK PBB. 
Dorong Ekosistem Ekonomi Keuangan Digital, BI Bali Gelar Baligivation Festival 2024

Sebelum memulai rapat tersebut, DK PBB mengheningkan cipta selama satu menit untuk menghormati para penumpang yang tewas dalam insiden tersebut. Mereka juga menyampaikan duka mendalam kepada keluarga penumpang di pesawat nahas itu. 

Dalam rapat itu, juga terjadi perdebatan di antara Rusia, Ukraina dan Amerika Serikat. Saling tuduh sebagai dalang di balik aksi penembakan pesawat MAS MH17 tidak dapat dihindari. 

Duta Besar AS untuk PBB, Samantha Power, mengatakan negaranya yakin rudal jenis SA-11 ditembakkan dari area yang dikuasai oleh kelompok separatis pro Rusia. Menurut Power, sebelumnya kelompok itu merasa bangga karena memiliki rudal semacam itu. Dia menambahkan alutsista tersebut disediakan oleh Rusia. 

Sementara itu,  Dubes Rusia untuk PBB, Vitaly Churkin, menuding Pemerintah Ukraina lah yang seharusnya bertanggung jawab atas insiden jatuhnya pesawat MAS MH17. 

"Kami menyalahkan semua peristiwa ini kepada Pemerintah Ukraina," ujar Churkin yang dikutip BBC.  

Dia turut mengkritik langkah Pemerintah Ukraina yang dilakukan saat krisis di antara kelompok separatis dan rezim berkuasa. Menurut Churkin, alih-alih menyelesaikan secara damai, Pemerintahan Kiev justru memutuskan untuk menumpas anggota kelompok separatis tersebut. 

Churkin turut meminta kepada DK PBB agar dilakukan penyelidikan terbuka yang berimbang. 

Sementara itu, Dubes Ukraina untuk PBB, Yuriy Sergeyev, justru menuduh Rusia lah yang sepatutnya bertanggung jawab. Sebab, Rusia menjadi pihak yang selama ini memasok senjata ke kelompok separatis tersebut. 

Dia turut menambahkan untuk bisa menembak pesawat di ketinggian 10 ribu meter, hanya dapat dilakukan dengan sistem rudal BUK. 

Hingga saat ini, proses evakuasi terhadap korban tewas masih terus dilakukan. Angkanya terus bertambah, khususnya korban tewas asal Belanda. 

Stasiun berita Channel News Asia melansir data terakhir warga Belanda yang tewas mencapai 173 orang, 44 warga Malaysia termasuk kru dan dua balita, 27 warga Australia, 12 asal Indonesia, 9 warga Inggris, 4 penumpang asal Jerman, tiga penumpang berasal dari Filipina, satu warga Kanada dan satu berasal dari Selandia Baru.

Sebelumnya, MAS turut menyebut ada 4 warga Belgia. Namun, Kementerian Luar Negeri Belgia, menyebut di dalam pesawat itu, ada lima warga mereka. 
Mereka masih perlu mengidentifikasi kewarganegaraan dari empat penumpang itu.

Saat tengah mengudara, MAs mengangkut 298 penumpang dan kru. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya