Intelijen AS: MH17 Kemungkinan Jadi Korban Salah Tembak

Puing Pesawat Malaysia Airlines MH17 yang jatuh di sebelah timur Ukraina.
Sumber :
  • REUTERS/Maxim Zmeyev
VIVAnews - Dua pejabat intelijen Amerika Serikat pada Selasa 22 Juli 2014, mengatakan, pesawat Malaysia Airlines MH17 menjadi sasaran salah tembak oleh kelompok separatis Ukraina. Dari beberapa bukti yang berhasil mereka kumpulkan, kemungkinan besar burung besi jenis Boeing 777-200 ER itu, ditembak dengan menggunakan rudal darat jenis SA-11. 
Akibat Rem Mendadak, Pengendara Motor Tabrak Pikap hingga Terjungkal

Stasiun berita Channel News Asia, Rabu 23 Juli 2014 melaporkan, kendati begitu, intelijen AS masih belum mengetahui dengan jelas, pelaku penembakan dan alasan di balik itu. Hal itu diungkap pejabat intelijen yang tidak ingin diketahui namanya itu dalam sebuah jumpa pers. 
Viral di Media Sosial Tawuran Brutal Antar Pelajar, 3 Pelaku Terancam Hukuman Penjara 10 Tahun

"Penjelasan yang paling masuk akal saat ini yaitu pesawat tersebut salah sasaran tembak. Dan rudal tersebut ditembakkan oleh kru militer yang terlatih dengan menggunakan sistem yang membutuhkan kemampuan dan pelatihan khusus," papar pejabat intelijen itu.
Surya Paloh Akui Berkontemplasi Lama Sebelum Putuskan Gabung ke Koalisi Prabowo

Dari data satelit AS dan informasi yang dibenarkan oleh intelijen AS, bahwa pesawat berpenumpang 298 orang itu ditembak menggunakan rudal dari darat jenis SA-11. Rudal tersebut, ungkap pejabat intelijen tadi, ditembakkan dari area yang dikuasai oleh kelompok separatis Ukraina. 

"Sudah jelas bahwa SA-11 ditembakkan dari bagian timur Ukraina. Situasi yang terjadi di sana saat ini turut disebabkan oleh Rusia," imbuh pejabat tadi. 

Namun, lanjut pejabat intelijen itu, ada dua hal yang masih belum mereka ketahui. "Yaitu, siapa yang menembakkan rudal. Kami belum memiliki nama, tingkat jabatan atau kewarganegaraan. Kami juga belum mengetahui penyebab mereka menembak," kata pejabat itu. 

Kesalahan tembak semacam ini, lanjut dia, bukan baru sekali ini terjadi. Beberapa insiden yang melibatkan angkatan bersenjata AS dan Rusia, terbukti pernah menyasar pesawat sipil. 

Sebagai contoh, maskapai asal Korea Selatan, Korea Airliner ditembak jatuh oleh pesawat tempur buatan Soviet pada 1983. Pasukan Angkatan Laut AS, juga pernah salah tembak pesawat sipil Iran pada 1988. 

"Kita semua melihat kesalahan serupa di masa lalu," ujar pejabat intelijen itu. 

Mereka juga menepis bahwa Pemerintah Ukraina terlibat dalam aksi penembakan itu. Sebab, ujar pejabat tadi, Ukraina diketahui tidak memiliki sistem rudal tersebut di area yang dikuasai pemberontak. 

"Apabila betul Ukraina yang menembak, maka pasukan pemerintah harus berperang dulu untuk bisa menembak dari area tersebut. Setelah salah tembak, maka mereka harus berperang untuk kali kedua agar bisa keluar dari area itu," paparnya.

Selain itu, ujar pejabat tersebut, kelompok separatis seharusnya membuat klaim di media sosial dan menyalahkan Ukraina sebagai pelaku. Namun, yang terjadi, Pemerintah Ukraina membeberkan bukti percakapan yang dicegat oleh badan intelijen mereka, soal kelirunya pesawat tersebut menjadi sasaran tembak.

"Ini sesuatu yang tidak masuk akal bagi saya," ujar dia.

Kelompok separatis lah, ujar pejabat tersebut, yang memiliki motif untuk menembak, karena mereka merasa terancam dengan pasukan Pemerintah Ukraina yang memiliki alutsista helikopter dan pesawat kargo. 

Namun, untuk menuduh Rusia sekalipun, ujar pejabat intelijen itu, AS masih kekurangan bukti. Sebab, walaupun agen para militer Rusia terlihat ada di wilayah timur Ukraina, namun mata-mata AS tidak memiliki bukti eksplisit bahwa pasukan Negeri Beruang merah tengah memegang SA-11 di saat pesawat MH17 jatuh. 

Pejabat intelijen itu, juga tidak melihat alutsista SA-11 dipindahkan ke Ukraina dari Rusia, sebelum pesawat MH17 jatuh. Mereka pun mengakui, masih belum mengetahui dengan jelas, apakah Rusia yang melatih kelompok separatis itu untuk menggunakan rudal SA-11. (art)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya