Satu WNI Jadi Korban Luka Pesawat Tabrak Apartemen di Taiwan

Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa
Sumber :
  • Reuters/Beawiharta
VIVAnews
No Indonesian Victims in the Baltimore Bridge Collapse Incident
- Menteri Luar Negeri RI, Marty Natalegawa, mengatakan ada satu Warga Negara Indonesia yang menjadi korban luka dalam insiden pesawat Trans Asia Airways di Taiwan pada Rabu 23 Juli 2014 malam. Pernyataan Marty sekaligus untuk mengklarifikasi informasi sebelumnya bahwa tidak ada WNI yang menjadi korban dalam kecelakaan itu.

Keluarga Ungkap Penyebab Meninggalnya Sopyan Dado, Punya Riwayat Diabetes Hingga Sakit Jantung

Demikian ungkap Marty ketika dihubungi VIVAnews, Kamis 24 Juli 2014. Dia menjelaskan WNI itu tidak berada di dalam pesawat, namun menjadi korban luka akibat ditabrak burung besi jenis ATR 72-500.
Kapan Nama DKI Jakarta Berganti DKJ Resmi Digunakan?


"Kami memperoleh informasi ada satu WNI yang diketahui terluka dan saat ini sudah dirawat di RS di Penghu. Namun, dia terluka bukan karena turut berada di dalam pesawat, melainkan apartemen yang dia huni ditabrak pesawat," ungkap Marty.


WNI tersebut, ujar Marty, diketahui berjenis kelamin perempuan dan bekerja sebagai TKI di Taiwan.


"Namun, kami belum bisa merilis identitas WNI yang bersangkutan karena kami harus menghubungi pihak keluarga terlebih dahulu," ujarnya.


Selain warga Indonesia, dua warga Prancis ikut menjadi korban tewas. Kementerian Luar Negeri Prancis menyebut keduanya merupakan mahasiswa kedokteran.


Dari data terbaru yang diperoleh Channel News Asia, jumlah korban tewas menjadi 48 orang. Sementara 10 orang lainnya mengalami luka.


Saat mengudara, pesawat dengan nomor penerbangan GE222 membawa 54 penumpang dan empat kru. Pihak Trans Asia berencana untuk memberikan kompensasi bagi tiap keluarga korban tewas senilai NT$1 juta atau Rp384 juta dan NT$200 ribu atau Rp76 juta bagi korban yang mengalami luka.


Pesawat diketahui terbang dari barat daya kota Kaohsiung menuju ke sebuah pulau di tepi barat pantai di Taiwan. Proses pendaratan pertama pesawat sempat tertunda karena adanya badai topan Matmo yang sedang menerjang Taiwan.


Namun, di saat tengah melakukan pendaratan darurat untuk kali kedua, situasi di luar dalam keadaan hujan deras dan badai, sehingga pesawat jatuh dan menabrak dua rumah di dekat Bandara Magong.


Trans Asia diketahui adalah maskapai swasta pertama di Taiwan. Mereka juga membuka penerbangan internasional menuju ke China, Jepang, Singapura, Korea Selatan dan Vietnam. Pada akhir tahun ini, mereka berencana untuk meluncurkan penerbangan dengan biaya murah.


Kali terakhir terjadi kecelakaan pesawat di Taiwan pada tahun 2002 silam. Saat itu maskapai China Airlines yang tengah menuju ke Hong Kong jatuh di tepi Pulau Penghu. Sebanyak 225 penumpang dan kru dinyatakan tewas.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya