Kotak Hitam Pesawat Aljazair Ditemukan di Mali

Presiden Perancis dan Ibu Negara.
Sumber :
  • REUTERS/Philippe Wojazer

VIVAnews - Presiden Prancis, Francois Hollande, memastikan 116 penumpang pesawat maskapai nasional Aljazair, Air Algerie AH5017, tewas saat burung besi itu jatuh di Mali pada Kamis, 24 Juli 2014. Sebanyak 51 di antaranya merupakan warga Prancis. 

6 Pemain yang Bisa Didatangkan Inter Milan, dari Juara Serie A hingga Penantang Liga Champions

BBC edisi Jumat, 25 Juli 2014 melansir sisa penumpang lainnya berasal dari 13 negara yang berbeda. Mereka terdiri dari 27 orang dari Burkina Faso, 8 berasal dari Lebanon, 6 dari Aljazair, dua asal Luksemburg, 5 merupakan warga Kanada, 4 dari Jerman, serta masing-masing 1 warga dari Kamerun, Belgia, Mesir, Ukraina, Swiss, Nigeria dan Mali. 

Sementara informasi dari serikat pilot Spanyol, keenam kru pesawat berasal dari Negeri Matador itu. 

Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial

"Tidak ada penumpang yang selamat dari jatuhnya pesawat itu. Saya turut berbagi duka dengan keluarga yang harus melalui pengalaman berat ini," ungkap Hollande dan dikutip harian Washington Post

Dia menambahkan sebagian besar penumpang berencana untuk menuju ke Benua Eropa setelah tiba di Aljazair. Hollande juga menegaskan bahwa negaranya tidak akan berhenti mencari tahu penyebab jatuhnya pesawat. 

Usulan Kejaksaan Izinkan Lima Smelter Perusahaan Timah Tetap Beroperasi Disorot

Dia menyebut berbagai kemungkinan bisa saja menyebabkan pesawat jenis McDonnell Douglas MD-83 itu jatuh. Walaupun kesimpulan sementara, kemungkinan besar pesawat jatuh akibat cuaca buruk. 

"Namun, kami belum berani mencoret penyebab apa pun itu, karena kami ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Apa yang kami tahu saat ini, puing-puing itu terkonsentrasi di tempat yang terbatas. Tapi, saat ini terlalu cepat untuk menyimpulkan apa pun," imbuh Hollande. 

Menteri Dalam Negeri Prancis, Bernard Cazeneuve, turut menambahkan adanya kemungkinan pesawat dibajak oleh teroris. 

"Kelompok teroris ada di area tersebut. Kami tahu kelompok ini memusuhi kepentingan barat," ujar Cazeneuve ketika berbicara dengan Radio RTL. 

Saat ini Kementerian Pertahanan Prancis telah mengerahkan sebuah tim yang terdiri dari 100 tentara dan 30 kendaraan untuk menuju ke lokasi jatuhnya pesawat. BBC melaporkan tim tersebut merupakan bagian dari pasukan yang dikerahkan ke Mali tahun lalu untuk melawan tentara pemberontak yang didukung oleh kelompok militan Al-Qaeda. 

Mereka yang tiba di lapangan telah memulai proses penyelidikan awal. 

Sebelumnya, pilot pesawat itu sempat menghubungi menara pengawas udara di Niamey, Nigeria sekitar pukul 13.30 waktu setempat. Menurut pejabat berwenang di sana, pilot meminta izin untuk mengubah arah penerbangan karena adanya badai pasir. 

Pesawat tersebut di-charter oleh Air Algerie dari perusahaan penerbangan Spanyol, Swiftair. Sesuai dengan jadwal penerbangan, pesawat lepas landas pada Kamis kemarin dari Bandara Ougadougou, Burkina Faso menuju ke Algier, Aljazair. Namun, baru mengudara 50 menit, menara pengawas mengaku telah kehilangan kontak. 

Ini merupakan kecelakaan pesawat ketiga dalam satu pekan terakhir. Pekan lalu, maskapai Negeri Jiran, Malaysia Airlines MH17 jatuh diduga akibat dirudal oleh kelompok pemberontak Ukraina. Sementara pada Rabu kemarin, maskapai Taiwan, Tans Asia jatuh dan menabrak pemukiman warga ketika akan mendarat. (adi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya