Israel Akui Serang Sekolah yang Dibangun PBB di Gaza

Rumah di Palestina rusak akibat serangan udara Israel.
Sumber :
  • REUTERS/Mohammed Salem
VIVAnews - Perwakilan militer Israel akhirnya mengakui bahwa serpihan mortir yang ditembakkan oleh pasukan mereka telah mengenai bagian belakang sekolah yang dibangun PBB di Gaza pekan lalu. Kendati begitu, juru bicara pasukan militer Israel, Peter Lerner, membantah adanya korban tewas akibat serangan mortir tersebut. 
7 Rahasia Google

Kantor berita ABC News, Minggu 27 Juli 2014 waktu setempat, melansir pernyataan Lerner itu diperkuat dengan potongan gambar yang menunjukkan di saat adanya serangan mortir tersebut, tidak ada satu pun warga Palestina yang tewas. 
Soal Koalisi Besar, AHY Sebut Prabowo Punya Pertimbangan Matang

"Dari hasil pemeriksaan hari Minggu kemarin menunjukkan satu mortir menghujam di lokasi yang keliru yaitu di belakang area sekolah," ujar Lerner.
Ayah Chandrika Chika Bantah Anaknya Pakai Narkoba Setahun: Ambil Berita Langsung dari Sumbernya

Dia menambahkan dari potongan rekaman tersebut, menunjukkan bahwa halaman tersebut kosong dan tidak dipenuhi orang saat mortir ditembakkan. 

Namun, pernyataan Lerner itu dibantah oleh media Prancis. Menurut foto yang diambil oleh fotografer media tersebut di lokasi, menunjukkan adanya bekas darah dalam jumlah banyak di bagian pinggir halaman. Selain itu, barang bawaan warga berserakan di lokasi itu. 

Saat fotografer itu tak lama berkunjung ke sekolah, perwakilan sekolah di sana mengatakan korban luka telah dilarikan ke rumah sakit. Saat di rumah sakit, korban luka mengatakan kepada reporter dari media Prancis itu, mereka terluka di sekolah yang dibangun oleh PBB itu. 

Saat dikonfirmasi soal temuan itu, pernyataan Lerner berubah. Dia mengatakan adanya kemungkinan serpihan dari mortir tersebut melukai beberapa orang di sekolah. 

Dia juga menyebut skenario lainnya, yaitu korban luka dibawa ke komplek pemukiman setelah mengalami luka. Atau bisa jadi mereka justru terluka, karena berada di dekat area peperangan antara pasukan Israel dengan kelompok militan Hamas di Gaza. 

Namun, Komandan Pertahanan Sipil di Gaza, Saed al-Saoudi, mengatakan hal berbeda. Menurut dia, semua kesaksian, testimonial korban luka, paramedis dan dokter membenarkan serpihan mortir Israel lah yang menjadi penyebab banyaknya korban tewas di sekolah itu. 

Desakan Investigasi

Dalam serangan yang dilancarkan ke sekolah PBB pada Kamis pekan lalu, menyebabkan 16 orang tewas dan puluhan lainnya terluka. Itu menjadi peperangan mematikan selama tiga pekan pertikaian antara Israel dan Hamas. 

Padahal, Israel tahu sekolah itu dijadikan tempat oleh puluhan ribu warga Palestina berlindung usai diminta mengevakuasi diri sendiri oleh pasukan Israel. Badan bantuan PBB yang beroperasi di sekolah itu menyerukan adanya penyelidikan penuh. 

"Penting dalam kasus seperti ini, di mana sekolah PBB dijadikan tempat mengungsi oleh ratusan orang, justru malah diserang. Harus ada sebuah penyelidikan yang transparan dan adil," ujar juru bicara badan PBB untuk Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (UNRWA), Chris Gunness. 

Dia pun menyadari bahwa PBB tengah melakukan penyelidikan sendiri. 

"Misi kemanusiaan dibatalkan setelah aksi penembakkan di sekolah itu," ungkap Gunness. Namun, dia tidak menyebut siapa yang harus bertanggung jawab atas serangan tersebut. 

Insiden itu turut mengundang keprihatinan dari Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon. Dia mengatakan sudah terlalu banyak korban berjatuhan di sana.  Sebagian besar korban tewas merupakan perempuan, anak-anak dan staf PBB. 

"Situasi saat ini masih belum jelas. Saya mengecam serangan itu," ungkap Ban. (ren)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya