Sumber :
- www.livescience/DigitalGlobe
VIVAnews - Juru bicara keamanan Ukraina, Andrei Lysenko, mengatakan data dari rekaman penerbangan Malaysia Airlines MH17 mengalami ledakan dekompresi yang besar setelah serpihan rudal mengenai burung besi jenis Boeing 777-200 ER itu. Informasi yang diperoleh Lysenko dari beberapa sumber itu kian menguatkan hipotesa bahwa pesawat jatuh akibat dirudal.
Stasiun berita Al Jazeera edisi Selasa, 29 Juli 2014 melansir data penerbangan itu kini telah dikirim ke ahli penerbangan di Inggris untuk diperiksa. Kendati begitu, juru bicara Dewan Keamanan Belanda (DSB), Sara Vernooij, mengatakan kepada harian The Independent tidak bisa memberikan komentar soal pernyataan Lysenko. Dia bahkan menyebut, pernyataan yang disampaikan oleh Lysenko dalam jumpa pers hari Senin lalu, bukan pernyataan resmi tim penyelidik internasional.
"Kami tidak ingin mengonfirmasi atau mengatakan apa pun mengenai informasi yang ada di dalam kotak hitam saat ini, karena masih masuk ke dalam penyelidikan itu sendiri," ujar Vernooij.
Baca Juga :
Presdir P&G: Konsumen Adalah Bos
Dia menambahkan ingin menganalisa dan menggabungkan beberapa sumber informasi terlebih dahulu, sebelum mengambil kesimpulan tertentu.
"Sehingga, nantinya kami dapat memberikan pandangan koheren mengenai penyelidikan secara menyeluruh," imbuh Vernooij.
Oleh sebab itu, lanjut Vernooij, dengan menyampaikan kepada publik bagian dari informasi tersebut, dilakukan bukan atas tim kami. Sementara tim penyidik diharapkan akan mengeluarkan hasil awal penemuannya pada tanggal 1 Agustus mendatang.
Sementara para ahli dari Belanda dan Australia pada Senin kemarin kembali mendatang lokasi jatuhnya pesawat MH17 di bagian timur Ukraina. Mereka berhenti di kota Shakhtarsk, sekitar 30 kilometer dari area MH17 dilaporkan jatuh.
Hal itu dilakukan, karena melihat situasi di Desa Grabovo. Beberapa hari terakhir, di sana terjadi peperangan antara pasukan pemerintah dengan kelompok separatis. Pasukan pemerintah berniat untuk merebut kembali wilayah yang kini dikuasai oleh kelompok separatis tersebut.
Sebelumnya, pemimpin kelompok separatis, Alexander Borodai, menjamin keselamatan tim investigasi internasional untuk dapat melakukan penyelidikan penuh di lokasi jatuhnya MH17. Selain itu, dia juga menjamin tim dapat menjalankan tugas untuk mencari sisa jenazah yang mungkin masih berada di sana.
Namun, kenyataannya, hal itu sulit dilakukan, paska peperangan kembali meletus pada akhir pekan kemarin.
Sementara Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte, menolak usul untuk mengerahkan tentara bersenjata di lokasi jatuhnya MH17. Menurut Rutte, dengan mengerahkan pasukan bersenjata ke sana, malah akan memperburuk situasi yang sudah rawan itu.
Pesawat MH17 dilaporkan jatuh di bagian timur Ukraina pada Kamis, 17 Juli 2014. Sebanyak 298 penumpang, termasuk 12 WNI yang tengah berada di dalam pesawat dilaporkan tewas. Menurut kicauan Perdana Menteri Malaysia, Najib Tun Razak, di akun resmi Twitternya, sebagian besar penumpang tujuan Amsterdam-Kuala Lumpur itu, ingin berlibur ke Pulau Bali. (ren)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Sehingga, nantinya kami dapat memberikan pandangan koheren mengenai penyelidikan secara menyeluruh," imbuh Vernooij.
