Serangan Israel Hancurkan Pembangkit Listrik di Gaza

Keluarga terlantar mengungsi di pekarangan RS Al Shifa Kota Gaza.
Sumber :
  • Samantha Maurin/MSF
VIVAnews - Pejabat berwenang di Gaza mengatakan sedikitnya sekitar 100 warga Palestina yang bermukim di sana tewas dalam serangan udara yang dilancarkan oleh militer Israel. Bahkan, serangan udara itu turut menghancurkan fasilitas penting yakni generator pembangkit tegangan listrik. 
Balon Udara Muncul di Ketinggian 9.000 Feet, AirNav Semarang Minta Pilot Waspada

Stasiun berita Al Jazeera edisi hari ini melansir pernyataan dari juru bicara perusahaan distribusi listrik, Jamal Dardasawi, yang memperingatkan jika situasi seperti ini terus berlangsung, maka Gaza akan diliputi krisis kemanusiaan hanya dalam waktu beberapa jam ke depan. Sebab, listrik merupakan fasilitas penting sebagai penyangga keberlangsungan hidup warga di sana. 
Sejarah Bakal Pecah, Besok Raja Aibon Kogila Serahkan Tongkat Komandan Pasukan Tengkorak Kostrad TNI

"Ini akan mempengaruhi layanan ke rumah sakit dan air bersih. Semua aspek kehidupan di sini kini terancam," ungkap Dardasawi. 
Makin Panas, Hotman Paris Tantang Rocky Gerung Adu Jotos di Ring Tinju

Sementara Direktur Pembangkit Listrik, Rafiq Maliha, mengatakan kepada Al Jazeera, dua turbin sudah menjadi sasaran tembak militer Israel. Dia menambahkan pembangkit listrik yang dia kelola tidak dapat beroperasi hingga satu tahun. 

Dengan kemampuan penuh, stasiun pembangkit listrik di Gaza dapat memasok listrik berkekuatan 80mw. Namun, kini setelah dibom Israel, pembangkit listrik itu hanya mampu menghasilkan listrik 50-60mw. 

Jaringan di luar sumber listrik, imbuh Dardasawi memasok sumber daya tambahan hingga 120mw.

"Namun, pasokan listrik dengan jumlah seperti itu tidak dapat didistribusikan secara teknis ke bagian lain di Gaza dan bahkan tidak cukup untuk memasok listrik di kota Rafah," imbuh Dardasawi. 

Saat ini, lanjut Dardasawi, seluruh jalur Gaza tidak dialiri listrik. Selama ini, Gaza bergantung pasokan aliran listrik dari Israel dan Mesir. 

Sementara delapan dari 10 jalur listrik dari Israel telah rusak akibat invasi Israel ke Gaza. Alhasil, mau tidak mau, setelah fasilitas listrik dari Israel mati, maka warga Palestina di Gaza, dipaksa bergantung kepada pasokan listrik yang dibeli dari negara tetangganya, Mesir. 

Tetap Diserang

Kendati begitu, Kepala Kementerian Pertahanan Sipil Gaza, Said al-Soudi, mengatakan timnya telah sukses memadamkan api di salah satu pembangkit tenaga listrik yang diserang Israel. Dia mengatakan kepada Al Jazeera, menerima panggilan darurat sekitar pukul 05.30 waktu setempat. 

Namun, baru bisa menjangkau lokasi tiga jam kemudian, setelah melalui jalur yang dianggap aman dengan bantuan anggota palang merah. 

"Saat kami berkoordinasi, serangan udara Israel masih terus berlangsung," kata dia. 

Sementara data dari pejabat berwenang di Gaza melansir 1.178 warga Palestina di Gaza tewas akibat Operasi Perlindungan Perbatasan yang digelar militer Israel. Sementara lebih dari 6.800 warga lainnya dilaporkan terluka. (ren)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya