Lebaran Berkabut Asap di Malaysia

Kabut asap menyelimuti wilayah Port Klang, Malaysia
Sumber :
  • REUTERS/Samsul Said
VIVAnews - Warga Malaysia tidak bisa menikmati hari Idul Fitri pada Senin dan Selasa kemarin dengan tenang. Selama dua hari terakhir, sebagian besar kota diserbu kabut asap. Laman The Star edisi Rabu, 30 Juli 2014 melansir data dari Indeks Polutan Udara (API), menunjukkan udara yang dihirup tidak lagi sehat. 
Simak! Ini Jadwal dan Lokasi Penukaran Tiket Konser TVXQ di Indonesia

Data pada pukul 17.00 waktu setempat pada Selasa kemarin menunjukkan angka API mencapai 145 di Distrik Sibu, kemudian 132 di daerah Batu Muda. Sementara area Port Klang dan Cheras, masing-masing API menunjukkan angka 117.
Soal Bentrok TNI AL dengan Brimob di Pelabuhan Sorong, Kapolri: Sudah Berangkulan

Selain di empat daerah itu, area lainnya yang diketahui memiliki situasi yang tidak aman untuk dihirup udaranya yakni Samarahan, Sri Aman, Banting, Petaling Jaya dan Putra-Jaya. 
Marc Marquez Ungkap Penyebab Jatuh di MotoGP Amerika

Buruknya kondisi udara di Distrik Sibu, karena adanya kebakaran hutan yang terjadi di Taman Hutan Bukit Lima. 

Kondisi sama buruknya juga terlihat di Petaling Jaya. Jarak pandang di sana tercatat hanya mencapai kurang dari satu kilometer. Sementara di daerah Subang, jarak pandang menurun hingga kurang dari lima kilometer. 

Alhasil, banyak warga Malaysia yang melampiaskan kekesalan mereka di media sosial. Mereka kesal karena pemandangan yang tertutup asap. Sementara keluarga Malaysia lainnya, memilih berlibur ke kebun binatang yang menyiapkan fasilitas untuk melihat hewan di dalam ruangan berpendingin udara. 

Menurut Menteri Sumber Daya Mineral dan Lingkungan, G. Palanivel, asap seperti ini akan terus terjadi hingga bulan September mendatang. Bahkan, dia memperingatkan warga Malaysia terpaksa harus bertahan dengan situasi tebalnya asap paling tidak hingga satu hari ke depan. 

Juru bicara Departemen Meteorologi Malaysia (MMD), Hisham Mohd Anip mengatakan, kondisi tebalnya asap diperparah dengan lemahnya kecepatan angin. Saat ini, angin hanya bertiup kurang dari 10 kilometer per jam. Artinya tidak cukup untuk mengusir asap. 

"Angin bertiup lemah sejak hari Senin kemarin. Hasilnya, ketebalan asap tetap sama hingga hari ini," ungkap Hisham. 

Dia menambahkan, situasinya akan lebih parah, karena intensitas turunnya hujan rendah. 

Di Semenanjung Malaysia, terdapat tujuh titik api pada Senin kemarin. Sementara di Borneo terdapat sembilan titik api. 

Tebalnya asap di Negeri Jiran juga disumbang asap dari kebakaran hutan di Pulau Sumatera. Badan Bencana Indonesia telah memperingatkan pada bulan lalu, bahwa Singapura dan Malaysia kemungkinan akan terkena paparan asap setelah hutan di Provinsi Kepulauan Riau terbakar. 

Pemerintah Malaysia pun memperingatkan, apabila ada oknum yang terbukti melakukan pembakaran hutan, maka akan dikenai denda senilai RM500 ribu atau Rp1,8 miliar, dibui hingga lima tahun atau keduanya. Hal itu sesuai dengan aturan UU Kualitas Lingkungan tahun 1974 pasal 29 ayat A. 

Pelaku juga bisa dikenakan denda sebesar RM2.000 atau Rp7,2 juta per dakwaan yang dituduhkan, jika kasus berlanjut ke pengadilan. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya