Wabah Ebola Lumpuhkan Afrika Barat

Dokter merawat korban virus Ebola di Monrovia, Liberia
Sumber :
  • Reuters/ Samaritan's Purse
VIVAnews -
Fakta-fakta Anggota TNI Tersambar Petir di Depan Mabes Cilangkap, 1 Meninggal Dunia
Lebih dari 400 orang meninggal dunia karena virus Ebola di Afrika Barat. Wabah ini lantas membuat negara di kawasan itu menjadi lumpuh. Seluruh sekolah dan pusat pemerintahan terpaksa ditutup dan lembaga bantuan asing hengkang.

Golkar Terbuka Jika Jokowi-Gibran Mau Gabung: Amin, Kami Anggap Doa

Menurut laporan WHO per 23 Juli 2014, sudah lebih dari 800 kasus Ebola tercatat di tiga negara, yaitu Liberia, Sierra Leone, dan Guyana. Namun diduga kasusnya tembus ke angka 1.200. Sebanyak 456 orang penderita Ebola meninggal dunia, diduga masih ada 216 orang lagi yang masih terjangkit virus ini.
Viral Obrolan Lawas Billy Syahputra dengan Chandrika Chika, Ibunya Singgung Soal Narkoba


Pemerintah Liberia melakukan tindakan pencegahan penyebaran virus dengan menutup seluruh sekolah di negara itu. Beberapa permukiman atau komunitas warga juga diisolasi. Pegawai pemerintah diliburkan selama 20 hari, tentara diturunkan ke beberapa wilayah untuk menegakkan peraturan baru ini. Perbatasan juga ditutup dan pasar-pasar dilarang buka.


Diberitakan
BBC
, Rabu 30 Juli 2014, pusat perawatan korban Ebola di ibukota Liberia, Monrovia, sudah penuh dan tim medis kewalahan menangani pasien. Beberapa pasien akhirnya terpaksa dirawat di rumah masing-masing.


Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf mengatakan Jumat besok, 1 Agustus 2014, tidak boleh ada yang bekerja di negara itu. Hal ini dimaksudkan agar tim kesehatan leluasa membersihkan kemungkinan penyebaran virus Ebola di fasilitas-fasilitas publik.


Lembaga bantuan kemanusiaan asal Amerika Serikat Peace Corps terpaksa menarik 340 relawan mereka dari Liberia, Sierra Leone dan Guyana setelah dua relawan diduga terjangkit Ebola.


Kedua warga negara AS ini tengah diisolasi untuk memastikan keberadaan virus itu di tubuh mereka. Jika positif Ebola, maka mereka akan segera dirawat. Ebola memang membunuh 90 persen penderitanya, namun peluang hidup masih ada jika segera ditangani.


Lembaga bantuan lainnya yang menarik relawan mereka adalah Samaritan Purse, sebuah organisasi misionaris Kristen yang sedang dalam misi di Liberia.


Yang paling dikhawatirkan saat ini adalah menyebarnya virus ini ke luar negeri. Awal bulan ini, seorang warga AS bernama Patrick Sawyer tewas di rumah sakit Nigeria setelah diketahui positif Ebola. Dia pingsan saat turun pesawat di Lagos, Nigeria, setelah hendak pulang dari Liberia ke AS.


Hal ini menunjukkan, penderita kemungkinan tidak menyadari dirinya telah terjangkit dan menyebarkannya di negara lain. Saat itu, pria 40 tahun ini hendak pulang ke Minnesota, AS, untuk merayakan ulang tahun putrinya.


Gejala Ebola kadang samar karena mirip penyakit flu atau malaria yang memang kerap muncul pada musim ini. Di antaranya demam, pusing, lemas dan muntah-muntah.


"Jika penanganannya tidak ditingkatkan dengan cepat, risikonya akan ada negara baru yang terjangkit," kata Bart Janssens, direktur operasi Dokter Lintas Batas (Doctors Without Borders).
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya